JOKOWI disebut akan mengakhiri masa jabatannya dengan bahagia atau happy ending. Hal itu terlontar dari pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA usai bertemu langsung Jokowi di Istana Negara.
Dua aspek yang diklaim membuat Jokowi akan happy ending saat hengkang dari Istana: personality dan kinerja.
Kepemimpinan Jokowi selama dua periode yang akan berakhir tak penting bagi individu Jokowi. Sebab yang paling utama yakni kebermanfaatan kepemimpinan Jokowi bagi masyarakat.
Baca Juga: OPINI: Memaafkan Presiden Joko Widodo (7)
Label happy ending yang akan dinikmati Jokowi di akhir masa jabatan akan menjadi tamparan dari sebuah realita jerit rakyat yang masih sukar menuai keadilan dan kesejahteraan.
Gaung protes yang tak berkesudahan masyarakat Pulau Rempang yang dihadapkan dengan aparat dan kekuasaan menjadi momok yang mengerikan.
Jokowi mungkin akan happy ending, tapi rakyatnya masih bersedih lantaran pemimpin tak berguna untuk menjemput kesejahteraan dan keadilan.
Baca Juga: OPINI: Memaafkan Presiden Joko Widodo (6)
Dalam cakupan yang lebih luas, Jokowi mungkin akan diprediksi berdansa menikmati akhir masa jabatan. Sedangkan rakyat tertegun, diam, dan merintih dengan kondisi hidup yang di ambang kemiskinan.
Kepemimpinan Jokowi tak menjadi terang bagi rakyat. Menyinari mereka dari gelapnya kemiskinan dan ketidakadilan. Tetapi rakyat kini hanya tersungkur tak berdaya tatkala kilau Istana yang berdendang merayakan Jokowi yang hendak lengser dengan happy ending.
Jika rakyat masih sukar mendapatkan kesejahteraan dan keadilan, maka pemimpinnya tiada berguna.
Guna pemimpin bagi rakyat yakni menjadi stimulus yang memperlancar tumbuh kembang masyarakat. Tak sekadar memanfaatkan suaranya di bilik saat Pemilu. Namun sepanjang 10 tahun kepemimpinan Jokowi, hidup rakyat ternyata masih merasakan ketidakadilan, ketidaknyamanan, dan kesengsaraan.
Baca Juga: OPINI: Memaafkan Presiden Joko Widodo (5)
Tak semua rakyat bisa bertemu Jokowi, seperti halnya Denny JA. Dijamu dan menikmati kemewahan Istana Negara. Maka saat keluar dari Istana, bibirnya melafalkan Jokowi yang begitu manis.
Baca Juga: OPINI: Memaafkan Presiden Joko Widodo (4)
Namun jika berdekatan dengan jerit rakyat, merendahkan telinganya dengan rakyat. Maka tangis dan kegelisahan begitu nyaring terdengar. Begitu nyata terlihat.
Kemiskinan begitu bringas membuat rakyat mendera deru derita. Maka pemimpinnya ke mana?
Apa arti kebahagiaan bagi Jokowi? Lengser dengan mulus?
Namun apa arti kebahagiaan bagi rakyat? Pemimpinnya memiliki rasa yang sama dengan rakyat. Mengecap sulitnya mendapatkan keadilan dan kesejahteraan.
Baca Juga: OPINI: Memaafkan Presiden Joko Widodo (3)
Tetapi tak mengapa Jokowi disebut akan mengakhiri masa jabatannya dengan bahagia. Rakyat juga akan bahagia lepas dari belenggu pemimpin yang tak berpihak pada rakyat. - Safarian Shah Zulkarnaen