bakabar.com, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mendorong Propam Polri mampu menguak tabir kematian Briptu Herlambang, pengawal pribadi Kapolda Kaltara, Irjen Daniel Aditya.
"Diduga ketika Herlambang menembakan senjata ke tubuhnya mengenai jantung dia berusaha menahan agar tidak terdengar suara karena senjata tersebut dibungkus dengan kain," ucap Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso kepada bakabar.com.
Baca Juga: Kapolda Kaltara Siap Diperiksa Buntut Kematian Ajudannya
Herlambang, anggota Brimob tersebut tewas akibat luka tembak. Penyelidik Polda Kaltara lalu mengindikasikan Herlambang tewas bukan karena bunuh diri, melainkan kelalaian saat membersihkan senjata api.
"Pernyataan kapolda kalau ini kelalaian patut dipertanyakan karena begitu cepat menyimpulkan, harus diusut mengapa Briptu Herlambang bunuh diri," terang Sugeng.
Baca Juga: Mabes Polri Periksa Kapolda Kaltara Terkait Kematian Ajudannya
Sugeng berharap Propam Polri segera melakukan pemeriksaan. Publik perlu tahu secara terang benderang sebab dan latar kematian Herlambang.
"Pengungkapan kematian pengawal kapolda Kaltara tersebut penting untuk diungkap secara transparan agar tidak menjadi spekulasi publik," jelasnya.
Apalagi sebelumnya ada kematian Brigadir Yosua yang ditembak oleh Sambo atasannya sendiri dan menjadi sejarah paling buruk di kepolisian. Sambo bahkan pernah membohongi kapolri saat dipanggil menghadap.
Baca Juga: DPR Desak Bareskrim Selidiki Tewasnya Ajudan Kapolda Kaltara
Setelah tewasnya Brigadir Yosua tahun lalu, publik digegerkan dengan anggota polri yang meregang nyawa di awal 2023. Bripka AS anggota Polres Samosir ditemukan tewas pada 23 Januari 2023 diduga karena minum sianida.
25 Maret 2023 Briptu RF, staf pribadi pimpinan Polda Gorontalo ditemukan tewas dengan luka tembak di dalam mobil dinas yang terparkir di Jalan Gorontalo Ring Road. Ia diduga tewas bunuh diri karena ditemukan jelaga mesiu di tangan kanan korban.
Di sisi lain, kematian anggota polri karena latar belakang bunuh diri sudah sering terjadi. Oleh karena itu, Polri perlu segera membentuk tim khusus. Guna meneliti sebab dan alasan anggota polri melakukan tindakan bunuh diri.
"Ini supaya fenomena bunuh diri pada anggota polisi tidak terus terjadi di kemudian hari," jelasnya.
Siap Diperiksa
Kapolda Kalimantan Utara Irjen Daniel Aditya Jaya menyatakan siap untuk dimintai keterangan terkait kematian Herlambang.
“Apabila dibutuhkan untuk membuat terang masalah ini, saya siap untuk diklarifikasi,” ucap Irjen Pol Daniel Adityajaya, Kamis (28/9).
Baca Juga: DPR Minta Kematian Ajudan Kapolda Kaltara Tak Sisakan Kejanggalan
Herlambang tewas di rumah dinas Daniel pada Jumat (22/9) sekitar pukul 13.10 WITA. Dua hari sebelumnya, Daniel diketahui ikut melakukan pemusnahan barang bukti pakaian bekas ilegal di PT Prasadha, Bogor.
“Polri sudah transparan dari awal penanganan kasus ini, dan pimpinan Polri sudah berkomitmen untuk mengusut masalah ini secara objektif dan transparan,” pungkasnya.
Mabes Polri menyebut takkan ragu untuk memeriksa Daniel. "Apabila Pak Kapolda memang terkait masalah itu bisa diperiksa, tetapi sampai dengan saat ini belum diperiksa," kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho kepada wartawan, Kamis (28/9).
Baca Juga: DPR Minta Kematian Ajudan Kapolda Kaltara Tak Sisakan Kejanggalan
Untuk melancarkan proses penyidikan serta penyelidikan, pihaknya telah memberangkatkan tim asistensi. Di antaranya penyidik, tim laboratorium forensik, dan tim Inafis.
Sandi berharap tim tersebut dapat membantu Polres Bulungan dan Polda Kaltara mengungkap misteri kematian Herlambang.
"Kita mengedepankan scientific crime investigation sehingga pembuktian ilmiah tadi bisa menjadikan gambaran secara utuh peristiwa yang terjadi," pungkasnya.
Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Benny Mamoto, beserta perwakilan Mabes Polri, kementerian dan lembaga menghadiri pemusnahan pakaian bekas ilegal yang dihadiri Kapolda Daniel.
Baca Juga: Kompolnas Klaim Kapolda Kaltara Tak Terlibat Kematian Setyo Herlambang
"Terlalu jauh (Jika Kapolda Kaltara ikut terlibat atas meninggalnya Briptu SH)," ujar Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti kepada bakabar.com, Minggu (24/9).
"Setahu kami, Kapolda ada di Jakarta melaksanakan pemusnahan balpres. Kompolnas juga diundang hadir waktu itu," sambung dia.
Untuk itu ia sepakat untuk digelarnya penyelidikan dengan menggunakan scientific crime investigation agar hasilnya valid. Antara lain dengan bantuan hasil autopsi, rekaman CCTV di sekitar TKP, pemeriksaan HP Almarhum dengan menggunakan digital forensik, pemeriksaan balistik. "Termasuk pemeriksaan sidik jari dan DNA di TKP, dan sebagainya," jelas dia.
Baca Juga: Propam Polri Turun Tangan Usut Kematian Ajudan Kapolda Kaltara
Kapolri Listyo Sigit Prabowo ogah gegabah menyimpulkan kasus kematian Herlambang akibat peluru melesat menembus jantung.
"Yang jelas, sudah saya perintahkan kepada Pak Kapolda, terkait peristiwa yang terjadi, agar betul-betul diusut secara cermat secara tuntas," kata Sigit di Monas, Jakarta, Minggu (24/8).
"Manfaatkan scientific crime investigation yang kita miliki, sehingga kemudian hasil-hasilnya betul-betul bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah," sambung dia.