Kebakaran Smelter

Janggal di Balik Meledaknya Smelter PT ITSS Morowali

Tragedi meledaknya smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) memunculkan ragam spekulasi.

Featured-Image
Sejumlah pekerja smelter PT ITSS berlarian keluar menghindari uap panas dalam kebakaran Minggu subuh tadi (24/12). Foto: Tangkapan layar

bakabar.com, JAKARTA - Tragedi meledaknya smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) memunculkan ragam spekulasi. Keserampangan atau cacat prosedural dalam perbaikan mengemuka.

Ledakan hebat smelter PT ITSS terjadi di Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, Minggu subuh (24/12).

Sebanyak puluhan pekerja mengalami luka bakar hebat akibat lumatan api. Bahkan 13 di antaranya telah meninggal dunia. Termasuk pekerja asing.

Smelter merupakan fasilitas kunci pengolahan hasil tambang berupa nikel. Ledakan sendiri diduga berasal dari aktivitas perbaikan di dalam kawasan tungku smelter 41.

Baca Juga: YLBHI Tantang Komnas HAM Sikapi Tragedi Smelter ITSS Morowali

Tungku ini bisa diibaratkan sebuah wajan. Yang digunakan perusahaan untuk melelehkan bahan-bahan nikel.

Ledakan bermula pada 05.30 Wita saat sejumlah pekerja melakukan pemasangan pelat. Tiba-tiba saja muncul percikan api yang menjadi pemicu ledakan. Ada dua versi.

Informasi lapangan yang dihimpun media ini, api muncul diduga dari kebocoran tungku. Sedangkan, laporan awal preelimenary accident menyebut percikan api berasal dari aktivitas pemasangan pelat.

bakabar.com kemudian memperoleh video yang diduga rekaman CCTV ruang kontrol PT ITSS. CCTV ini menggambarkan detik-detik ledakan dari dalam bangunan smelter atau pabrik. Sejumlah karyawan dilarang menyebarkan video terkait korban kecelakaan ke media sosial. Ada ancaman sanksi.

"Ia benar," ujar salah satu pekerja di kawasan IMIP dihubungi bakabar.com via seluler.

Namun video terkait kecelakaan di PT ITSS tetap saja bisa menyebar. Dalam video CCTV, terlihat jelas bagaimana api muncul kali pertama dan mengejutkan sedikitnya tiga pekerja.

Secara keseluruhan IMIP mencatat lebih dari 50 pekerja yang menjadi korban. Termasuk pekerja asing.

Mereka yang terjebak kepungan api tungku berhamburan keluar. Menyelamatkan diri dengan berbagai cara.

Ironisnya ada juga yang meloncat dari ketinggian untuk menyelamatkan diri, hingga terhantam besi dan pipa bangunan.

Baca Juga: Smelter PT ITSS Meledak, DPR Desak Lakukan Penyelidikan

Terlihat jelas para korban yang berhasil keluar mengalami luka bakar berat. Mereka diangkat beramai-ramai menggunakan mobil bak terbuka, tanpa tandu dan ambulans.

Informasi dari IMIP, api baru berhasil dipadamkan tim pemadam sekitar tiga jam berselang atau pukul 09.10.

IMIP mengakui PT ITSS merupakan salah satu tenant atau perusahaan nikel yang beroperasi di Kawasan Industri Indonesia IMIP Sulawesi Tengah.

Seorang pekerja yang diwawancarai media ini mengetahui perbaikan tungku berlangsung sejak malam hari. "Perbaikan tungku berjalan dari malam hari," jelasnya yang tak mau namanya dimediakan.

Jarak smelter ITSS yang meledak hanya selemparan batu dengan pabrik tempatnya bekerja.

Ada kesaksian menarik dari pekerja yang memahami betul seluk beluk operasional smelter ini.

Dia mendapat kabar bahwa perbaikan tungku hanya dilakukan dengan cara konvensional. Inilah yang diduga menjadi sumber ledakan.

"Kabar yang saya dapat, jadi itu cuma dilas-las [ditambal-tambal] saja. Kasihan bagaimana tidak meledak," jelasnya.

Mestinya perbaikan bisa dilakukan secara total. Salah satu opsi, adalah menyetop terlebih dahulu produksi atau operasional tungku. Kemudian melakukan assesment kerusakan, evaluasi dan perbaikan yang terencana. Dan tentu saja semua pengerjaan itu harus terawasi secara ketat.

Jika sudah seperti itu dia memprediksi korban jiwa tak mungkin bisa sebanyak ini. Kini mayoritas korban yang selamat dirawat tim medis di dua klinik PT IMIP. Mayoritas korban mengalami luka bakar 70 persen. Ada juga yang kritis.

Analisis cepat ahli smelter dari Universitas Lambung Mangkurat, Prof Mutia melihat ada dugaan standar operasi prosedural yang tidak dilaksanakan dengan sempurna.

Prof Mutia sependapat. Bahwa operasional harus dihentikan selama pemeliharaan apalagi perbaikan smelter berlangsung.

"Iya benar, apalagi itu suhunya sangat tinggi kan," jelasnya.

Sementara, Senator Habib Abddurahman Bahasyim meminta polisi untuk segera menyelidiki dan mengungkap temuan kejanggalan itu ke publik. "Kejanggalan dalam proses perbaikan itu harus segera diselidiki supaya tidak menjadi spekulasi," jelas wakil ketua Komite Hukum DPD RI itu.  

Bukan dari Oksigen

Kebakaran smelter-apahabar
Kebakaran di smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (24/12). 

bakabar.com lalu menghubungi Dedy Kurniawan, Media Relation Head PT IMIP. Dedy sempat meminta waktu untuk menyusun jawab terkait dugaan kesalahan prosedur dalam perbaikan tungku smelter.

Berselang kemudian. Dedi mengirimkan rilis. Ia menyebut tungku smelter no 41 yang terbakar awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan.

Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.

Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.

"Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya," jelas Dedi.

Saat ini, tim PT IMIP tengah berkoordinasi dengan pihak terkait, antara lain safety tenant, satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) kawasan IMIP, Polda Sulawesi Tengah, Danrem Tadulako, dan jajaran pemerintah Kecamatan Bahodopi dan Kabupaten Morowali.

Jumlah Korban versi IMIP

Kebakaran Smelter-apahabar
Evakuasi korban insiden tungku smelter 41 yang meledak di Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (24/12). 

Perkembangan terbaru hingga pukul 16.15 WITA, IMIP melaporkan situasi di lokasi kejadian sudah terkendali. Jumlah korban meninggal yang terkonfirmasi saat ini sebanyak 13 orang, terdiri atas sembilan pekerja Indonesia dan empat pekerja asal Tiongkok.

Korban luka ringan dan berat sebanyak 38 korban. Mereka semua sedang mendapatkan penanganan medis. PT IMIP masih berkoordinasi untuk penanganan krisis seluruh aspek. Antara lain mencakup penyiagaan keamanan dan keselamatan karyawan, klinik medis, sekuriti, dan penyediaan informasi kepada publik.

Saat ini, beberapa korban yang berhasil diidentifikasi, dan atas permintaan pihak keluarga korban, jenazah mereka hari ini telah diterbangkan ke kampung halaman masing-masing.

Editor
Komentar
Banner
Banner