Said Aqil Siradj Desak BPOM Serius Soal Pengawasan Obat dan Makanan

Ketua Umum LPOI dan LPOK Said Aqil Siradj meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk bersikap serius dalam melakukan pengawasan obat dan makanan.

Featured-Image
Mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj. (Foto: Teras Kiai Said)

bakabar.com, JAKARTA – Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas ISLAM (LPOI) dan Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) Said Aqil Siradj meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk bersikap serius dan adil dalam melakukan pengawasan obat dan makanan.

Sebab, beberapa zat kimia seperti etilen glikol ditemukan pada kemasan air minum galon sekali pakai yang juga banyak dikonsumsi masyarakat.

“BPOM harus segera menghentikan penggunaan etilen glikol dan dietilen glikol yang membahayakan pada obat-obatan dan memastikan kemasan makanan dan minuman,” ujar Ketua Umum LPOI-LPOK, Said Aqil Siradj dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (4/11).

Baca Juga: Komisi IX DPR Desak Kemenkes dan BPOM Cari Penyebab Gagal Ginjal Akut

Said beranggapan masalah keamanan obat dan makanan yang saat ini sedang terjadi di Indonesia perlu segera dicarikan solusinya.

Dengan begitu, pemerintah perlu bersikap tegas atas berbagai bentuk pelanggaran dan kecerobohan yang terjadi. Salah satunya tidak boleh ada diskriminasi dan kecerobohan obat dan bahan kemasan pangan.

Dia juga menegaskan agar BPOM tidak hanya perlu melakukan pengawasan zat-zat berbahaya seperti etilen glikol pada obat-obatan saja, melainkan juga terhadap semua zat yang digunakan dalam pembuatan kemasan makanan dan minuman yang mengandung etilen glikol.

Usut 145 Korban Meninggal Dunia

Saat ini korban anak-anak yang meninggal dunia akibat gagal ginjal yang semula dari berasal dari zat etilen glikol dan dietilen glikol sudah mencapai 145 orang.

“Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja berlalu, harus diusut dan segera dihentikan penggunaan etilen glikol dan dietilen glikol itu, baik pada obat obatan maupun pada plastik dan atau kemasan makanan dan minuman,” terang dia.

Baca Juga: Partai Buruh Tuntut Menkes dan Kepala BPOM Mundur

Said mengingatkan perintah agama untuk menjaga keselamatan nyawa dan keselamatan keturunan, yang mengharuskan kita untuk tegas dalam urusan nyawa manusia.

Kemudian, kematian anak-anak akibat gagal ginjal yang telah mencapai ratusan orang tidak boleh dibiarkan begitu saja berlalu, tapi harus segera diusut dan segera dihentikan penggunaan etilen glikol dan dietilen glikol yang membahayakan, baik pada obat-obatan maupun pada plastik dan atau kemasan makanan dan minuman lainnya.

Baca berita lebih lengkap di halaman selanjutnya...

Waspadai Zat Kimia Berbahaya

Mantan Ketua Umum PBNU ini juga menekankan penggunaan zat kimia yang sangat berbahaya, termasuk etilen glikol dan dietilen glikol pada berbagai jenis makanan dan minuman harus diawasi dan jika kadarnya melebihi ambang keamanan yang telah ditentukan, harus dihentikan.

Baca Juga: Polri Bantu Tarik Obat Sirup Berbahan Kimia dari BPOM

Selanjutnya, produknya segera ditarik dari peredaran, demi dan untuk menjamin masa depan kehidupan anak anak dan generasi bangsa, katanya.

Seluruh pemangku kepentingan juga wajib bersatu padu dalam mengantisipasi dan menghadapi bahaya obat dan kemasan pangan yang diakibatkan zat-zat kimia berbahaya.

Masalah Monopoli Usaha

Keberadaan obat-obatan dan kemasan pangan tidak boleh dimonopoli oleh oligarki. Keadilan sosial harus segera ditegakkan agar masyarakat punya akses dan hak yang sama atas kehidupan yang lebih makmur dan bermartabat, serta semua pihak mendapatkan keadilan dalam memperoleh kesempatan usaha secara adil di Tanah Air.

Selanjutnya, segera kembangkan dan masifkan model pengobatan berbasis herbal and tradisional medicine agar warga bangsa Indonesia tidak tergantung pada model pengobatan kimiawi, serta segera wujudkan Indonesia menjadi pemasok pangan dunia yang aman dan terbebas dari racun-racun kimia.

“Mari kita gelorakan urgensi keamanan obat dan makanan di Indonesia demi dan untuk masa depan generasi Indonesia yang unggul dan bangsa yang bermartabat,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner