bakabar.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan bursa kripto akan diluncurkan pada Juni 2023. Saat ini, sejumlah hal sedang disiapkan secara matang, termasuk evaluasi dan monitoring.
"Pemerintah telah melakukan berbagai upaya, salah satunya evaluasi dan pengawasan terhadap pelaku perdagangan aset kripto di Indonesia yang dinilai memenuhi syarat untuk masuk ke pasar bursa," ujar Mendag Zulhas saat membuka acara Bulan Kripto di Jakarta, Kamis (2/2).
Nantinya, para pelaku perdagangan aset kripto akan dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu. "Jadi kalau sekarang, yang dagang dia, yang pegang uang dia juga. Semua pedagang yang atur. Nanti akan beda lagi. Ada bursanya jadi lebih tertib," terang Mendag Zulhas.
Karenanya, Mendag menekankan tentang pentingnya literasi dan edukasi kepada masyarakat agar mereka paham tentang aset kripto dan sistem perdagangannya. Pemerintah tidak ingin pasar bursa kripto berjalan tanpa aturan yang jelas.
Baca Juga: Resesi Global Berpeluang Hantam Semua Instrumen Investasi, Termasuk Kripto.
"Ini penting sekali. Masyarakat kita kan kadang-kadang pengin cepat semuanya. Cepat untung, cepat maju, cepat terkenal. Oleh karena itu, mereka perlu mendapat informasi yang lengkap tentang bidang yang mereka masuki seperti aset kripto," lanjutnya.
Zukifli juga mengingatkan bahwa aset kripto sebagai bidang usaha tidak lepas dari faktor risiko. Salah bertransaksi, dampaknya sangat luas dan masyarakat bisa merugi.
Hal ini tidak bisa dilepaskan dari keinginan cepat masyarakat. "Banyak orang yang tergiur dengan untung yang besar dan cepat," katanya.
Senada, Plt Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kemendag Didid Noordiatmoko mengakui banyaknya masyarakat yang belum paham tentang aset kripto dan aturannya.
Baca Juga: Bappebti Pastikan Bursa Kripto Diluncurkan Tahun Ini
Padahal, pelanggan aset kripto Tanah Air di tahun 2022 telah menyentuh angka 16,55 juta orang.
“Jumlah itu lumayan banyak, namun tingkat kepahaman mereka tentang aset kripto masih belum berjalan baik,” jelas Didid.
Selain itu, dia tidak menampik adanya tantangan berupa munculnya platform ilegal maupun token aset kripto yang tidak terdaftar di Bappebti. Belum lagi, kehadiran sentimen negatif terhadap pasar aset kripto global turut andil memberi ketidak pastian di pasar ini.
Baca Juga: Dukung Literasi Aset Kripto Lokal, Bappebti dan Aspakrindo Teken MoU
Karena itu, penyelenggaraan Bulan Literasi Aset Kripto yang digelar Kemendag diharapkan bisa membangun pemahaman yang benar di masyarakat. Dengan demikian, perdagangan aset kripto di Indonesia dapat berjalan dengan baik.
“Tentu, harapannya adalah mampu mengedukasi masyarakat, menciptakan awareness kepada masyarakat, serta sarana menjalin hubungan baik antar aktor terkait dengan aset kripto,” tandasnya.