Pertumbuhan Ekonomi 2024

Kemendag Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 2024 di Atas 5 Persen

Kementerian Perdagangan menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024 ini tembus di atas 5% dan inflasi bakal terkendali.

Featured-Image
Foto ilustrasi aktivitas ekspor-impor. Foto: Shutterstock

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024 ini tembus di atas 5%. Sekaligus menjaga angka inflasi tetap terkendali.

"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 5,2%, Insya Allah semoga bisa di atas 5,2%, kita optimis. Untuk Inflasi 1,5-3,5%," ungkap dia dalam acara Capaian Kinerja Perdagangan 2023 dan Outlook Perdagangan 2024 di Kemendag, Kamis (4/1).

Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut bukan tanpa dasar. Zulhas melihat dorongan terhadap ekspor komoditas seperti batu bara, CPO hingga hilirisasi nikel serta non migas bisa menjadi penguat pertumbuhan hingga di atas 5%.

Baca Juga: Pemerintah Klaim Mampu Tekan Inflasi hingga 2,61 Persen

Kondisi tersebut membuatnya optimis karena saat ini pemerintah tengah mengembangkan pasar baru serta meningkatkan nilai tambah. Dengan begitu, ia berharap terjadi surplus di 2024 dapat tercapaia

"Saya yakini angka yang kita punya memang 2024 akan lebih baik dari 2023," ujarnya.

Penting untuk tahu, Kemendag menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 2,5%—4,5% pada 2024. Di sisi lain juga topang oleh kinerja pengapalan untuk komoditas minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan derivatifnya.

Selain itu, otoritas perdagangan juga masih mengandalkan ekspor dari batu bara, turunan nikel, manufaktur, serta produk hasil hutan untuk mencapai target tahun ini.

Baca Juga: Angka Inflasi Turun, Mendag Zulhas: Kuncinya Turun ke Pasar!

Pada 2023, ekspor nonmigas ditargetkan menembus US$289,76 miliar (Rp4.497 triliun). Dengan asumsi target tahun lalu tercapai, kinerja ekspor nonmigas tahun ini diharapkan sanggup menembus kisaran minimal US$297 miliar hingga US$302,7 miliar atau setara Rp4.611 triliun hingga Rp4.700 triliun (asumsi kurs Rp15.527/US$).  

“Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas 2,5%—4,5% pada 2024. [Komoditas andalan] tetap CPO dan batu bara, lalu [produk] hilirisasi seperti nikel tentu juga manufaktur dan produk hasil hutan,” ujarnya.

Terkait dengan upaya pencapaian target tersebut, Zulhas mengatakan bakal menyasar pasar-pasar nontradisional.

Kata dia, hal itu dilakukan, melihat kondisi perdagangan dengan China yang masih belum seagresif beberapa tahun lalu.

"Jadi kita cari pasar baru selain juga membuat produk-produk kita memiliki nilai tambah seperti hilirisasi,” lanjutnya. 

Baca Juga: Zulhas Bantah Tudingan Bansos dan BLT Jadi Alat Kampanye

Baca Juga: Usai Nataru, Mendag Zulhas Cek Harga Bahan Pokok di Pasar Palmerah

Adapun, pasar nontradisional yang ingin disasar adalah India, Pakistan, Mesir, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Pasar-pasar tersebut dinilai potensial karena perdagangan Indonesia dengan beberapa negara tersebut sudah mencatatkan surplus.

“Pakistan itu kalau tidak salah tahun lalu surplusnya US$3 miliar, Bangladesh kita surplus US$2 miliar. Kadang kita suka gak sadar pasar ASEAN juga besar," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner