bakabar.com, JAKARTA - Mayoritas harga komoditas pangan di tingkat pedagang eceran kompak mengalami kenaikan, setelah pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Rabu (14/2).
Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang dipantau akhir pekan, harga rata-rata beras premium tercatat naik Rp140 (0,88%) menjadi Rp16.080/kg secara nasional. Selama sebulan belakang, harganya sudah naik hampir Rp1.000/kg.
Berdasarkan wilayah, provinsi Kalimantan Utara menjadi wilayah tertinggi kenaikan harga berasnya, yakni Rp18.130/kg atau 12,75% lebih tinggi dari rerata harga nasional.
Sebagaimana dikutip dari Bloomberg Technoz, harga cabai rawit merah juga terpantau mengalami kenaikan Rp3.010 (5,52%) menjadi Rp57.530/kg, diikuti cabai merah keriting yang juga naikRp710 (1,22%) menjadi Rp58.870/kg.
Kemudian, harga daging sapi murni dan daging ayam ras naik masing Rp2.080 (1,55%) dan Rp1.180 (3,25%). Keduanya kini dibanderol Rp136.080/kg dan Rp37.450/kg. Harga telur ayam ras juga naik Rp260 (0,90%) menjadi Rp29.090.
Harga minyak goreng kemasan sederhana naik Rp280 (1,60%) menjadi Rp17.750/liter, diikuti dengan minyak goreng curah yang juga naik 0,07% menjadi Rp15.220/liter.
Lalu, tepung terigu, ikan tongkol, dan garam halus mengalami kenaikan harga masing-masing di Rp170 (1,60%), Rp250 (2,13%), dan Rp1.130 (3,50%). Tepung kini dibanderol Rp10.770/kg, ikan tongkol Rp33.390/kg, dan garam halus Rp11.990/kg.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengaku dapat aduan soal naiknya harga sejumlah barang pasca pemilu. Menurutnya, saat ini pemerintah tengah mencari tahu penyebabnya.
"Tadi sebagian besar berpendapat, Pak kok setelah pemilu barang-barang naik ya. Setelah pemilu malah barang-barang naik. Nanti kenapa, kita cari tahu," katanya di Transmart Mal Kota Kasablanka, Jakarta, dikutip dari detikcom, Selasa (20/2/2024).
Pada kesempatan itu Zulhas juga menyinggung naiknya harga beras premium di ritel-ritel modern. Menurutnya hal ini disebabkan karena ritel enggan mengambil beras premium yang harganya di atas HET.
Beras premium dijual di kisaran Rp 72-80 ribu per 5 kg, sementara HET masih di kisaran Rp 69,5 ribu per 5 kg. Kalau pun ritel menyetok beras premium, mereka mengambilnya di harga Rp 72-75 ribu.
"Saya ngecek beras, di pasar ritel modern memang supplier untuk premium harganya sudah naik. Jadi sebagian ritel modern tidak ambil karena belinya sudah di atas HET (harga eceran tertinggi), dan ada sebagian ritel tetap ambil, jualnya di atas HET gitu. Kenapa harga beras premium naik, soal suplai dan demand," bebernya.
Menurut Zulhas, naiknya harga beras premium membuat konsumen banyak beralih ke beras SPHP (Stabilitas Pasokan Harga Pangan). Ia menyebut peralihan ini membuat stok beras SPHP di pasaran cepat habis. Menurutnya hal ini akan dirapatkan lebih lanjut oleh pemerintah.
"Nah ada sebagian karena ini mahal, pindahnya banyak ke SPHP, sehingga SPHP cepat habis. Kan tadinya nggak beli beras SPHP belinya beras premium. karena premiumnya naik pindah SPHP, akhirnya SPHP cepat habis. Jadi di sana sini ada kurang, ada yang masih ada, ada yang kurang. Inilah nanti yang akan kita rapatkan, agar nanti suplainya itu bisa ditambah," tutup Zulhas.(*)