bakabar.com, JAKARTA - Tersangka Mario David Satriyo memaksa David Ozora untuk bersikap 'tobat' ala TNI dengan posisi kepala yang bertumpu ke aspal dan kaki yang dibuka lebar dengan tangan di belakang pinggang.
Hal ini tergambar dalam rekonstruksi atau reka ulang kasus penganiayaan David Ozora di Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/3).
"Kemudian MDS suruh korban sikap tobat dan dicontohkan oleh SL. Adegan selanjutnya korban mempraktikkan apa yang sudah dicontohkan SL," kata penyidik saat membacakan adegan reka ulang di TKP, Jumat (10/3).
Baca Juga: Tampil Sporty, Mario Dandy Gunakan Sepatu Nike Saat Rekonstruksi Penganiayaan David
Mario juga tak hanya meminta David bersikap 'tobat', tetapi memaksa David untuk push-up sebanyak 50 kali dan hanya disanggupi David sebanyak 20 kali.
"Dengan posisi AG di dalam mobil, MDS menyuruh push-up 50 kali, berdasarkan bukti CCTV korban hanya kuat 20 kali,"
Saat meminta David push-up, Mario menyuruh David mengepalkan tangannya saat hendak push-up. Namun David tak kuat dan meminta agar tangannya dibuka.
Baca Juga: Mario Dandy Ajak dan Tugaskan Shane Rekam Penganiayaan David
"Korban disuruh push-up dengan tangan mengepal instruksi dari MDS," ujar penyidik.
"Kemudian SL bilang kalau nggak kuat jangan dikepal, buka aja tangannya," ujarnya.
Diketahui, Kedua tersangka kasus penganiayaan terhadap David Ozoro yakni Mario Dandy dan Shane Lukas akhirnya muncul pada agenda rekonstruksi atau reka ulang yang digelar Polda Metro Jaya.
Pantauan bakabar.com, tersangka Shane dan Mario Dandy mengenakan kaos tahanan Polda Metro Jaya berwarna oranye serta memakai celana pendek berwarna hitam.
Baca Juga: Tertunduk Lesu, Mario-Shane Kenakan Baju Tahanan Saat Rekonstruksi
Terlihat pula tersangka Mario memakai sepatu berwarna hitam, sedangkan Shane memakai sandal slop berwarna biru. Keduanya memakai papan nama yang dikalungkan bertulisan 'Tersangka'.
Tampak keduanya saling menundukkan kepala dengan raut wajah yang lesu saat memeragakan perannya masing-masing.
