bakabar.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengharapkan Industri Kecil menengah (IKM) bisa masuk dalam rantai pasok perusahaan BUMN.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Reni Yanita menjelaskan Kementerian Perindustrian akan selalu menyiapkan pelaku IKM untuk bisa meningkatkan kinerja dan daya saing. Beberapa hal yang sudah dilakukan diantaranya dengan pendampingan dan pembinaan.
“Yang tidak kalah pentingnya adalah bagiamana kami menjadikan industri kecil menengah kita menjadi rantai pasok perusahaan besar,” ucapnya dalam Forum Kemitraan UKM/IKM dengan BUMN dan Usaha Besar di Gedung Smesco Jakarta Selatan, Kamis (24/11).
Baca Juga: Kemenperin: Pertumbuhan Sektor Nonmigas Capai Rp554,16 triliun
Tercatat untuk total IKN saat ini berkisar 4,4 juta unit usaha atau sekitar 99,7 persen dari industri manusfaktur. Dari jumlah tersebut, IKM juga mampu menyerap tenaga kerja sebesar 66,25 persen.
“Dengan jumlah yang besar tersebut ternyata kontribusinya terhadap PDB masih sangat kecil sehingga upaya kemitraan perlu kita dorong bersama,” ujarnya.
Kemitraan ini jadi sangat penting untuk bisa memaksimalkan peran dari IKM terhadap PDB yang lebih besar kedepannya. Maka ia meminta kepada BUMN untuk melakukan koordinasi mengenai kebutuhan yang diperlukan, agar upaya pelatihan dan pendampingan turut bisa disesuaikan.
“Supaya IKM tersebut memenuhi spek yang ada, tidak terbatas pada teknologi tetapi kami juga melengkapi dengan sertifikat apa yang melekat pada produk tersebut,” pungkasnya.
Baca Juga: Kemenkop UKM Dorong Kemitraan UMKM, BUMN dan Perusahaan Besar
Maka dengan bertambahnya jumlah perusahaan BUMN yang ikut dalam forum kemitraan menjadi dari 6 menjadi 17, dirinya berharap agar nilai raport di tahun ini bisa mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kalau melihat secara jumlah besar, tapi kita tidak itu hanya terfokus pada 1 BUMN saja. Karena masih banyak BUMN lain yang secara produk, kami yakin IKM mampu menjadi rantai pasokmya,” imbuhnya.
Selain itu menurutnya masalah daripada IKM saat ini adalah mengenai permodalan, sehingga untuk mengatasi masalah tersebut, Kemenperin dalam hal ini akan terus bekerjasama dengan lembaga perbankan dan lembaga non pembiayaan perbankan.
“Jadi pola kemitraan ini memang harus kita gandeng dengan lembaga perbankan untuk memberikan relaksasi dibandingkan dengan pembiayaan lainnya,” tungkasnya.
Baca Juga: Genjot Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Tambah 7 SPKLU di Jakarta
Kemenperin nantinya juga akan melakukan temu bisnis antara IKM keelektronikan kelistrikan dan telkomunikasi dengan BUMN, PT Pertamina, PT Telkom, Perumnas, PTPP dan PT Wika yang bertujuan untung memangkas rantai pasok dari BUMN ke IKM.
“Sehingga IKM bisa mendapat margin yang lebih layak dan juga membuka akses pasar IKM untuk masuk ke rantai pasok BUMN,” tutupnya.