Bisnis

Kemenperin: Pertumbuhan Sektor Nonmigas Capai Rp554,16 triliun

Plt Direktur Jenderal IKFT Kemenperin Ignatius Warsito mengungkapkan pertumbuhan sektor nonmigas pada tahun 2022, mencapai Rp554,16 triliun

Featured-Image
Plt Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Kemenperin, Ignatius Warsito (tengah) dalam peresmian PLTS Atap di Pabrik Indo Kordsa, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Foto:Antara)

bakabar.com, JAKARTA – Plt Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito mengungkapkan pertumbuhan sektor nonmigas pada tahun 2022, mencapai Rp554,16 triliun.

Nilai tersebut lebih tinggi dari pada tahun 2021, yaiitu sebesar Rp528,37 triliun atau naik 4,88 persen. Nilai tersebut menunjukan bahwa sektor nonmigas memiliki kontribusi cukup besar terhadap ekonomi negara.

"Hingga triwulan III 2022 ini (industri nonmigas) memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 16,10 persen. Lebih tinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya," kata Ignatius dilansir Antara, Rabu (23/11).

Menurutnya, industri sektor nonmigas masih menjadi motor penggerak roda perekonomian nasional, meski pertumbuhannya di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,72 persen atau PDB naik dari Rp2.815 triliun pada triwulan III 2021 menjadi Rp2.976 triliun pada triwulan III 2022.

"Demikian juga terhadap kontribusi ekspor nonmigas, dari Januari sampai September 2022 tercatat sebesar 156,70 miliar dolar AS, atau mengalami kenaikan 22,23 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat 127,77 miliar dolar AS," ujarnya.

Kemenperin mencatat sektor industri tetap memberikan kontribusi paling besar dengan sumbangsih hingga 71,2 persen dari total nilai ekspor nasional yang sebesar 219,38 miliar dolar AS.

Pemerintah akan terus berupaya menjaga kepercayaan diri para pelaku industri dalam menjalankan usahanya di tanah air, terutama di tengah kondisi ekonomi global yang sedang mengalami gejolak dan perlambatan.

Salah satu kelompok industri pengolahan yang dikategorikan sebagai industri strategis sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), yaitu industri tekstil dan produk tekstil.

"Pertumbuhan industri ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik yaitu tumbuh 11,38 persen meskipun secara kuartal to kuartal mengalami pelambatan dari 3,3 persen menjadi -92 persen pada kuartal III 2022," kata Ignatius.

Meski begitu ekspor secara kumulatif industri tekstil dan produk tekstil masih mengalami kenaikan sampai dengan September 2022 yakni sebesar 15,6 persen, bila dibandingkan dengan data tahun 2021.

Editor
Komentar
Banner
Banner