bakabar.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (1/3) berpeluang bergerak variatif seiring dengan perkiraan bahwa inflasi dalam negeri pada Februari 2023 akan turun.
IHSG dibuka menguat 29,89 poin atau 0,44 persen ke posisi 6.873,1.Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 5,56 poin atau 0,59 persen ke posisi 948,5.
"Sentimen pasar hari ini diperkirakan variatif. Pasar akan bersiap menyambut rilis data inflasi Februari. Berdasarkan konsensus, inflasi diperkirakan sebesar 0,11 persen month to month (mtm), lebih rendah dari 0,34 persen mtm pada Januari," tulis Tim Riset Surya Fajar Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu (1/3).
Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan inflasi Februari 2023 pada hari ini, yang mana konsensus memperkirakan akan turun menjadi 0,11 persen mtm, lebih rendah dari 0,34 persen mtm pada Januari 2023.
Baca Juga: BEI Suspensi Saham Fortune Mate Indonesia, Mirae: Colling Down
Perlambatan inflasi berpotensi memberikan katalis positif bagi pasar saham Indonesia. Di sisi lain, pasar tertekan oleh keputusan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menaikkan suku bunga penjaminan simpanan sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen.
Selain itu, pasar juga tertekan oleh keputusan pemerintah menaikkan harga Pertamax untuk wilayah Jabodetabek.
Sementara itu, Bursa Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan tadi malam. Pasar masih ditekan oleh kekhawatiran terhadap potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed. Apalagi tren kenaikan yield government bond AS juga masih terus berlangsung.
Secara teknikal, IHSG membentuk Hanging Man pullback pada level 6870 yang merupakan resistance konsolidasi dan berpeluang memberikan sinyal pelemahan. IHSG berpotensi bergerak melemah pada level support 6.830 dan level resistance 6.920.