bakabar.com, JAKARTA - Bursa saham, mengawali pekan yang cerah. Senin (6/11), IHSG diyakini menguat.
"Pasar berpotensi mendapatkan angin surga yang memungkinkan membuat IHSG bergoyang riang," tulis analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus.
Ditandai dengan menurunnya pertumbuhan change in nonfarm payrolls di Amerika Serikat. Semula 297k menjadi 150k.
Lalu dilanjutkan dengan change in manufacture payrolls yang juga turun lebih dalam. Semula 14k menjadi minus 35k.
"Hasilnya tentu saja di luar dugaan. Karena ketenagakerjaan di Amerika turun lebih dalam daripada analisa kami," paparnya.
Tidak hanya itu. Data pengangguran AS kembali mengalami kenaikan. Semula 3,8 persen naik ke 3,9 persen.
Meski tak banyak, namun sudah lebih dari cukup. Karena mendekati target dari The Fed.
"Hal inilah yang membuat kami yakin. Tidak ada alasan bagi The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunganya pada pertemuan terakhir tahun ini, Desember mendatang," lanjutnya.
Menambah berita positif. Di mana, hari ini data pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menghiasi IHSG dan pasar obligasi.
"Secara proyeksi sendiri, kami melihat data pertumbuhan ekonomi akan diproyeksikan akan bermain di rentang 5 - 5.3 persen YoY. Dan secara QoQ akan bermain di rentang 1,6 - 1.7 persen,"
Momentum ini tentu saja menjadi kabar baik bagi IHSG. Nico menganalisa bakal mengalami penguatan.
"Kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.740 hingga 6.830," sebutnya.
Menyegarkan ingatan. Pada perdagangan, Jumat (3/11), IHSG ditutup menguat. Plus 37,46 poin atau naik 0,55 persen ke level 6.788.
Sektor energi mengalami kenaikan paling kuat. Plus 1,55 persen. Dam posisi terendah adalah healthcare. Minus 1,46 persen.