Skandal Match Fixing

Rekap Satgas Anti Mafia Bola 2023, Apakah Sudah Optimal?

Selama 2023 Polri telah melakukan tindakan dalam memberantasan upaya praktek mafia bola dengan melakukan pembongkaran kasus Match Fixing dan judi online

Featured-Image
Satgas Anti Mafia Bola Polri temukan indikasi match fixing lainnya yang dilakukan Vigit Waluyo, Foto : apahabar.com/Lazuardi Iman

bakabar.com, JAKARTA - Selama 2023 Polri sudah melakukan berbagai tindakan dalam pemberantasan praktik mafia bola.

Mulai pembongkaran kasus match fixing hingga jaringan judi online yang pernah mensponsori klub Indonesia (SBOTOP). Namun, apakah semua ini sudah optimal? 

Presiden Joko Widodo menegaskan upaya pemberantasan match fixing harus segera diselesaikan guna sepak bola lebih baik kedepannya. 

Sejak 2015 ia sempat menyampaikan mengenai pentingnya sepak bola itu bersih dari judi dan mafia bola. Jika itu bisa dimusnahkan akan terjadi permainan yang fair dan sepak bola di Indonesia akan berjalan dengan baik.

Baca Juga: Satgas Polri Mengidentifikasi Match Fixing Lain Vigit Waluyo

"Tidak ada pengaturan skor, tidak ada permainan yang dalam pertandingan itu yang akan menggerakkan transformasi sepak bola Indonesia," tegas Jokowi. 

Karena itu, Polri langsung bergerak cepat membentuk Satgas Anti Mafia Bola bekerja sama dengan PSSI.

Apalagi sudah banyak laporan adanya kecurangan yang terjadi di sepak bola Indonesia. Hasilnya berbagai skandal pun bisa terungkap.

"Satgas Mafia Anti Bola ini dibentuk untuk menciptakan iklim persepakbolaan lebih baik, mempersiapkan atlet-atlet sepak bola Indonesia, dan mewujudkan kompetisi sepak bola yang fair," ungkap Kapolri Listyo Sigit Prabowo di Gedung Upatama, Rabu (27/12).

Baca Juga: Skandal Match Fixing Terungkap, PSSI Siap Diperiksa Satgas

Kasus match fixing pun akhirnya terbongkar. Dalangnya aktor lama Vigit Waluyo yang sudah tahap penyidikan. 

Vigit Waluyo dinyatakan bersalah setelah terbukti melakukan interprensi terhadap pertandingan PSS Sleman dan Madura FC di Liga 2 tepatnya pada 2018.

Tujuannya adalah membuat tim Super Elang Jawa naik ke dalam kasta Liga 1 Indonesia.

Dapat disimpulkan bahwa tidak menutup kemungkinan sepanjang 2018 hingga 2023 Vigit Waluyo juga melakukan tindakan serupa di pertandingan Liga 1 Indonesia. 

Baca Juga: Bos Mafia Bola Vigit Waluyo Segera Ditampilkan di Depan Publik

Dari hasil tersebut, Polri telah menetapkan 4 orang sebagai tersangka. Kemudian terkait dengan match fixing yang dilakukan oleh beberapa wasit Liga 2 juga sudah diamankan.

Total ada 8 tersangka, salah satunya adalah Vigit Waluyo yang merupakan bos mafia bola kelas kakap dan sudah dilakukan penahanan.

Hingga saat ini kasus tersebut masih dalam tahap penyidikan lebih lanjut, guna pendalaman hal yang dilakukan Vigit Waluyo selama ini. 

"Hari ini kami melakukan penahanan agar memudahkan kami untuk proses penyidikan," kata Kombes Dani Kustoni, (20/12). 

Baca Juga: Bongkar Judi Bola SBOTOP, Satgas Mafia Bola Polri Sita Uang Miliaran

Selain itu Polri juga melakukan tindakan pembongkaran kasus judi bola SBOTOP. Dari pengungkapan tersebut, Satgas Anti Mafia Bola Polri amankan puluhan barang bukti dalam kasus judi bola SBOTOP.

SBOTOP sendiri merupakan salah satu mantan pihak sponsor Persikabo 1973, situs SBOTOP diketahui terlibat upaya skandal match fixing.

Hal ini tentu membuat klub berjuluk Laskar Padjajaran terancam mendapatkan sanksi hukuman dari PSSI.

"Berdasarkan hasil penyelidikan kasus, situs SBOTOP diduga mensponsori salah satu klub sepak bola dan ini sedang kami dalami," ungkap Ketua Satgas Anti Mafia Bola Polri, Asep Edi Suheri, Rabu (13/12).

Baca Juga: Mantan Sponsor Tersandung Kasus Pengaturan Skor, Persikabo Terancam?

Dari dua kasus tersebut yang telah di ungkap Satgas Anti Mafia Bola, apakah sudah tepat dan optimal untuk sepakbola Indonesia lebih baik lagi.

Sebab sepak bola Indonesia hingga sampai saat ini masih terus dihantui oleh keputusan kontroversi dan perspektif lainnya yang menyangkut match fixing.

Editor
Komentar
Banner
Banner