bakabar.com, MUARA TEWEH - Maraknya praktik judi online (judol) di Indonesia mendapat sorotan serius dari Anggota DPRD Barito Utara, H. Tajeri. Ia menilai, fenomena ini kian meresahkan, terutama karena banyak warga dari kalangan ekonomi menengah ke bawah tergiur janji manis mendapatkan uang secara instan.
"Judi online menawarkan harapan palsu. Iming-iming uang mudah tanpa kerja keras jadi daya tarik utama, padahal itu menyesatkan," ujar Ketua Komisi III DPRD Barito Utara ini saat ditemui, Senin (22/9/2025).
Tajeri menegaskan, judi online justru berpotensi membuat masyarakat makin terpuruk secara ekonomi. Ia menyayangkan minimnya langkah konkret dari pemerintah dalam melakukan edukasi dan sosialisasi tentang bahaya judol.
"Tak ada sejarahnya judi bikin orang kaya. Justru sebaliknya, banyak yang jadi melarat. Pemerintah harus hadir memberi pemahaman soal ini ke semua lapisan masyarakat," tegas politisi senior Partai Gerindra tersebut.
Lebih lanjut, ia menyoroti peran bandar dalam praktik judol yang hingga kini belum tersentuh secara maksimal oleh aparat penegak hukum.
“Kalau tak ada bandar, tak akan ada pemain. Pemerintah wajib menindak tegas para bandar. Di era digital seperti sekarang, mustahil aparat tidak bisa melacak mereka jika memang ada niat dan kemauan,” ujarnya.
Tajeri juga prihatin karena mayoritas pemain judol berasal dari kalangan masyarakat kecil yang kurang memahami risiko. Dengan sistem yang didukung teknologi canggih, mereka jadi sasaran empuk.
“Rata-rata yang terjerat judol itu warga ekonomi lemah. Mereka cuma ingin uang cepat. Tapi kenyataannya banyak yang akhirnya bangkrut,” katanya.
Ia pun berharap, pemerintah bersama lembaga terkait serius menangani masalah ini sebelum dampaknya makin meluas.