Penganiayaan Remaja

Ramai Soal Fenomena Pamer Harta Kekayaan, Ini Kata Pengamat Sosial

Mario Dandy Satriyo anak eks pejabat pajak yang diduga terlibat aksi penganiayaan hingga kini masih menjadi sorotan publik.

Featured-Image
Kendaraan Mario Dandy Satrio mulai dari Harley Davidson hingga Jeep Rubicon. (Foto: dok. Kilat)

Hal itu, imbuh Devie, untuk menunjukan bahwa memang mereka berbeda dengan kalangan pekerja industri, serta ingin memastikan bahwa mereka berada di tingkatan atau hirarki paling tinggi di masyarakat.

"Ketika mampu menunjukan bahwa mereka memiliki sumber daya yang tidak bisa dimiliki oleh kalangan pekerja, yakni hal-hal yang sifatnya tidak esensial artinya tidak semua orang butuh kapal. Semua orang mungkin membutuhkan mobil tapi tidak membutuhkan mobil yang super mewah misalnya," kata Devie.

Menurutnya, pemahaman demikian sudah ada sejak tahun 1890-an dan ketika media sosial muncul, maka itu menjadi etalase bagi kalangan-kalangan tersebut untuk menunjukan bahwa mereka berada di status sosial tertentu.

"Tapi yang menarik dalam penelitian tersebut adalah ada kelompok-kelompok industri yang kemudian terobsesi untuk bisa mengejar kelompok yang memang sudah kaya tadi, yang sudah menempati strata tertinggi dalam masyarakat," ucapnya.

Baca Juga: KPAI Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Anak Pengurus GP Ansor

Kelompok tersebut, kata Devie, kemudian dikenal dengan istilah orang kaya baru (OKB), mereka akan berusaha menunjukan bahwa dirinya sama dengan orang-orang yang sudah lama kaya atau pemilik modal.

"Nah ketika dia mempertontonkan kekayaan itu, maka tidak menjamin kalau kemudian mereka juga bisa mendapatkan penghormatan dari orang-orang yang betul-betul kaya misalnya," kata Devie.

Menurutnya, fenomena ini sudah panjang terjadi hanya saja dengan adanya medium berupa media sosial, sehingga hal tersebut menjadi lebih tertangkap.

"Ditambah peraih nobel menyampaikan tentang era digital ini sebagai attantion economy atau ekonomi perhatian. Di mana semua orang berusaha mendapatkan perhatian, salah satunya ditempuh dengan memamerkan atau mendemonstrasikan kekayaan," paparnya.

Baca Juga: LBH GP Ansor Kawal Proses Hukum Penganiayaan Terhadap D

Bahkan akibat keadaan tersebut tak jarang orang-orang melakukan berbagai aksi berbahaya, termasuk menyebarkan hoax hanya untuk mendapatkan perhatian dari publik.

"Jadi sebuah praktek konvensional di era kapitalisme bertemu dengan ekonomi perhatian di era sekarang inilah yang menghasilkan apa yang kemudian kita lihat hari ini," tutupnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner