bakabar.com, JAKARTA - Pengawal kapolda Kaltara, Briptu Setyo Herlambang terlihat mondar-mandir sebelum tewas tertembak. Dugaan bunuh diri mencuat.
Sebelumnya, Herlambang, polisi berlatar Gegana -penjinak bom Brimob- ditemukan tewas di rumah dinas Irjen Pol Daniel Aditya, Jumat siang (22/9).
Jasadnya tergeletak di kamar pengawal kali pertama oleh rekannya sesama pengawal Daniel, Briptu K saat hendak mengajaknya makan siang.
Baca Juga: Janggal Pengawal Kapolda Kaltara Tewas, IPW Teringat Kasus Sambo
K mulanya hendak memperlihatkan makanan yang telah dimasaknya urung mengirim foto dan memilih mendatangi langsung Herlambang.
K terkejut melihat Herlambang sudah tergeletak bersimbah darah di kasur. Darah segar mengalir dari dadanya. Tak jauh dari jasad, ditemukan sebuah pistol.
Hasil pemeriksaan RS Bhayangkara Jawa Tengah, Herlambang tewas akibat luka tembak yang menembus jantung dan paru-parunya.
Baca Juga: Kapolda Kaltara Siap Diperiksa Buntut Kematian Ajudannya
Kamera pengawas CCTV di samping rumah jabatan kapolda merekam sederet fakta menarik. Salah satunya hal proyektil peluru yang keluar dari jendela kamar pada pukul 12.39 lewat 38 detik.
Namun anehnya, tak terdengar suara tembakan menyalak. Di kamar itu, klaim polisi, Herlambang hanya seorang diri tanpa ada orang lain.
Baca Juga: DPR Minta Kematian Ajudan Kapolda Kaltara Tak Sisakan Kejanggalan
Rekaman CCTV itu, kata Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, bisa menjadi modal penting penyelidikan.
Sugeng mencurigai Herlambang meninggal karena bunuh diri. Diduga Herlambang menembak dadanya sendiri dengan senjata yang sudah terbungkus kain.
"Korban beberapa kali bolak-balik ke dalam kamar, polisi harus menjelaskan apakah ada terlihat orang lain sebelum Briptu SH masuk kamar atau setelahnya," jelas Sugeng kepada bakabar.com, Kamis (28/9).
Baca Juga: Kompolnas Klaim Kapolda Kaltara Tak Terlibat Kematian Setyo Herlambang
Polda Kaltara telah memeriksa sebanyak 14 orang saksi. Yang 13 di antaranya anggota Polri dan satu lainnya pegawai harian lepas.
Sugeng merasa perlu polisi terus memeriksa seluruh jaringan komunikasi Briptu Herlambang sebelum meninggal dunia.
"Ditarik pemeriksaan sebulan sebelum Briptu SH meninggal karena tembakan, semua komunikasinya harus diungkap," jelasnya.
Asumsi awal kepolisian menduga tewasnya Herlambang akibat kelalaian. Tentu saja itu belum tentu benar. Sugeng meminta penyidik lebih skeptis.
"Hasil penyelidikan kalau ini kelalaian patut dipertanyakan, mestinya yang harus diusut itu mengapa Briptu SH bunuh diri," jelas Sugeng.
Baca Juga: Kapolri Ogah Gegabah Simpulkan Misteri Kematian Ajudan Kapolda Kaltara
Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Benny Mamoto beserta perwakilan Mabes Polri, kementerian dan lembaga menghadiri pemusnahan pakaian bekas ilegal yang dihadiri Kapolda Daniel di Bogor, Rabu (20/9).
"Terlalu jauh (jika kapolda Kaltara ikut terlibat atas meninggalnya Briptu SH)," ujar Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti kepada bakabar.com, Minggu (24/9).
"Setahu kami, kapolda ada di Jakarta melaksanakan pemusnahan balpres. Kompolnas juga diundang hadir waktu itu," sambung dia.