Hipmi Corner

Gelar Debat Final, 3 Caketum BPP Hipmi 2022-2025 Saling Adu Gagasan

Ketiga Caketum BPP HIPMI kembali bertemu untuk saling mengadu gagasannya dalam acara debat final.

Featured-Image
3 Caketum HIPMI 2022-2025 dalam debat final, Akbar Himawan Buchari, Bagas Adhadirgha dan Anggawira. (Foto: BPP HIPMI)

bakabar.com, JAKARTA - Rangkaian kegiatan Road to Musyawarah Nasional (Munas) Hipmi XVII untuk memilih Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi 2022-2025, telah memasuki fase akhir.

Ketiga Caketum BPP Hipmi kembali bertemu untuk saling mengadu gagasannya dalam acara debat final. Sebagai bentuk wujud komitmen moralitas dan intelektualitas sebagai kader Hipmi untuk membawa Hipmi ke depan ke arah yang lebih baik.

Baca Juga: Alasan Solo Dipilih Jadi Tuan Rumah Munas HIPMI

Mereka yang tengah berkontestasi meliputi Wakil Ketua Umum BPP HIPMI Akbar Himawan Buchari, Sekretaris Jenderal Bagas Adhadirgha, serta Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP Hipmi Anggawira.

Ketiganya tentu memiliki harapan yang sejalan untuk Hipmi, Yakni untuk melanjutkan program yang telah dirancang sebelumnya, karena Hipmi harus hadir sebagai lokomotif pembangunan perekonomian yang berkeadilan.

Caketum Nomor Urut 1 Akbar Himawan Buchari memaparkan bahwa Hipmi olehnya akan terus mendorong adanya stabilitas ekonomi demi pertumbuhan ekonomi.

Ekonomi global akan menghadapi tantangan yang sangat berat. Untuk itu, butuh stabilitas ekonomi agar ekonomi Indonesia akan baik.

Baca Juga: Tantangan Tahun 'Panas' 2024, Akbar Himawan: Butuh Stabilitas Politik

"HIPMI harus hadir di tengah dunia usaha yang ada di Indonesia, dan memberi masukan bagi pemerintah untuk terus menjaga stabilitas ekonomi. Saya berharap dengan hadirnya Hipmi di tengah-tengah dunia usaha di Indonesia, bisa menjadikan peran penting dan masukan bagi pemerintah agar ekonomi kita akan baik," ungkap Akbar.

Sementara itu, Caketum Nomor Urut 2 Bagas Adhadirgha memaparkan bahwa Hipmi akan menjadi organisasi servis dan mengadakan banyak pelatihan-pelatihan terutama di bidang teknologi informasi.

Hipmi akan mendukung para pengusaha muda UMKM dengan cara menjadikan Hipmi sebagai pusat inkubator sehingga UMKM-UMKM tersebut dapat terverifikasi baik dalam dan luar negeri.

"Ada dua kunci utama untuk membawa Indonesia menjadi negara maju. Indonesia harus mengejar ketertinggalan rasio pengusaha yang baru mencapai 3 persen," tutur Caketum nomor urut kedua itu.

Baca Juga: Bagas Adhadirgha Janji Jaga Industri Ekonomi Kreatif dengan Sertifikasi HAKI

Salah satu syarat menjadi negara maju adalah harus memiliki rasio pengusaha sebesar 10-14 persen. Jika ingin mencapai visi Indonesia menjadi negara maju tahun 2045, maka harus ada penambahan 7-8 persen rasio dalam 23 tahun.

Kunci kedua, mendorong UMKM untuk berani membangun bisnis pada sektor teknologi dan manufaktur. Kebanyakan negara maju memilik UMKM di sektor teknologi. Bagas mencontohkan Amerika, yang memiliki UMKM di sektor teknologi.

"Di sana, ibu rumah tangga memiliki UMKM itu di sektor pesawat terbang, dan itu merupakan termasuk teknologi tinggi. Melalui Hipmi, saya berharap dapat mendorong pengusaha untuk membangun usaha di sektor teknologi. Sehingga, rasio pengusaha 7-8 persen yang harus dipenuhi Indonesia, memiliki mental di sektor tersebut," pungkasnya.

Baca Juga: Bagas Adhadirgha Proyeksikan Aceh Jadi Sentra Ekonomi Syariah

Di sisi lain, Caketum Nomor Urut 3 Anggawira melihat pengusaha muda memiliki peran utama dalam hilirisasi sektor industri. Untuk perlu membangun hilirisasi industri ekonomi yang bernilai tambah dan berdampak bagi bangsa, butuh peran pemuda.

"Karena pengusaha muda memiliki pengetahuan lebih dalam mengembangkan dan mengaplikasikan teknologi dalam kegiatan bisnis. Jadi, jangan jadikan pengusaha muda hanya sebagai pedagang," ujar Anggawira.

Pentingnya peran pengusaha muda dalam pengembangan hilirisasi industri, menurutnya harus didukung bahkan sampai di wilayah pedesaan.

Baca Juga: Anggawira: Dana Desa Jangan Dihabiskan untuk Hal Konsumtif

Terdapat dana desa yang bisa dimanfaatkan untuk melahirkan pengusaha muda di sektor teknologi pada wilayah pedesaan. Tujuannya adalah untuk mendukung hilirisasi yang saat ini tengah digencarkan oleh pemerintah.

"Transformasi digital dalam tata kelola Hipmi dapat menciptakan teknopreneur atau pengusaha teknologi muda," ucapnya.

Untuk diketahui, Puncak Munas HIPMI XVII akan berlangsung di Solo, Jawa Tengah pada 21-23 November mendatang dan menurut rencana akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri oleh lebih dari 1.500 pengusaha muda dari seluruh Indonesia.

Editor


Komentar
Banner
Banner