Sidang Teddy Minahasa

Divonis Penjara 17 Tahun, Kasranto: Putusan Majelis Hakim Tidak Adil

Kasranto tidak terima ia dihukum 17 tahun dan menilai keputusan Majelis Hakim tidak adil dalam memutus kasusnya.

Featured-Image
Salah seorang terdakwa kasus peredaran narkoab jaringan Teddy Minahasa, Mantan Kapolsek Kalibaru, Kompll Kasranto divonis hukuman 17 tahun penjara olej Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu 10 Mei 2023. Foto : Apahabar.com (Andrew Tito)

bakabar.com, JAKARTA - Salah seorang terdakwa kasus peredaran narkoba jaringan Teddy Minahasa, Mantan Kapolsek Kalibaru, Kompol Kasranto divonis hukuman 17 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (10/5).

Menanggapi vonis tersebut, Kasranto kecewa dan tidak terima dengan keputusan itu. Ia menilai hakim tidak adil karena hanya dirinya yang tidak mendapatkan keringanan hukuman.

"Ketua Majelis Hakim Jon Saragih memutus terdakwa yang tidak adil dengan putusan, yang masing-masing vonis tidak sama, dan di antaranya ada yang tuntutan dan vonis masih sama," ujar Kasranto dalam keterangan yang diterima awak Kamis, (11/5).

Baca Juga: Kesaksian Kasranto, Bersedia Jual Sabu Lantaran Milik 'Jenderal Dari Padang'

Kasranto membahas dua terdakwa lainnya yakni Linda Pujiastuti dan AKBP Dody Prawiranegara yang sangat berperan penting dalam peredara sabu Teddy Minahasa, divonis dengan hukuman yang sama. Padahal barang buktinya berbeda.

"Tolong tegakkan hukum seadil-adilnya hakim sebagai perwakilan dari Allah yang semestinya harus menegakkan hukum dengan seadil-adilnya. Tapi ternyata tidak masuk di akal, vonis terdakwa sama. Mohon yang berkepentingan tolong ditegakkan," ujarnya.

Sementara itu dalam sidang vonis terdakwa Kasranto, Hakim Ketua menjelaskan ada beberapa hal yang memberatkan vonisnya.

"Perbuatan terdakwa bertentangan dengan program pemerintah yang sedang giat-giatnya memberantas narkotika," ujar Majelis Hakim di persidangan.

Baca Juga: Terdakwa Kasranto Jadi Saksi di Persidangan Dody Prawiranegara

Hakim mengatakan, terdakwa Kasranto sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia dengan jabatan Kapolsek Kalibaru, justru tidak menjalankan tugasnya dengan benar dan malah menjadi perantara transaksi narkoba jumlah besar yang menjalin hubungan dengan bandar sabu Kampung Bahari.

"Namun terdakwa melibatkan diri dalam peredaran narkotika sehingga tidak mencerminkan aparat penegak hukum yang baik di masyarakat," ujarnya.

Dalam kasus ini Majelis Hakim juga mengatakan Kasranto telah mencoreng nama baik Polri.

"Hal-hal meringankan, jujur, mengakui, dan menyesali perbuatannya. Terdakwa belum pernah dihukum," ujarnya. Kasranto pun dalam persidangan divonis pidana penjara selama 17 tahun dengan denda Rp2 miliar.

Baca Juga: Terlibat Kasus Teddy Minahasa, Kasranto: Setan Jerumuskan Saya!

Dalam amar putusan Majelis hakim, Kasranto diketahui terbukti melakukan tindak pidana dengan menjadi perantara dalam jual beli narkotika jenis sabu yang beratnya lebih dari 5 kilogram.

Atas perbuatannya Kasranto pun dikenakan pasal 114 Ayat Ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.

Sebagai informasi, Kasranto ditangkap pada 11 Oktober 2022 dengan barang bukti 305 gram sabu. Dia berperan untuk mencari pembeli sabu milik Teddy Minahasa.

Editor


Komentar
Banner
Banner