bakabar.com CIANJUR - Kepolisian Resort Cianjur akan memanggil peserta umrah bersama yang melibatkan para pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cianjur mengenai adanya dugaan gratifikasi.
Kasat Reskrim Polres Cianjur Iptu Tono Listianto mengatakan pemanggilan tersebut rencananya akan dilakukan sepulang rombongan dari Tanah Suci. Pihaknya juga akan memanggil pengusaha yang disebut sebagai donatur umrah untuk dimintai keterangan.
"Kita akan lakukan pemanggilan semua peserta umrah bareng tersebut, termasuk orang yang mendanainya secepatnya akan dipanggil," tuturnya kepada wartawan, Rabu (4/9).
Baca Juga: Isu Gratifikasi Umrah, Rombongan Bupati Cianjur Batal Berangkat
Tidak hanya terkait dugaan gratifikasi, pihaknya juga akan menindaklanjuti kasus penganiayaan terhadap mahasiswa yang dilakukan seorang peserta umrah saat mempertanyakan terkait kegiatan tersebut.
"Yang bersangkutan masih menjalankan umrah bersama rombongan pejabat dan tim sukses Bupati Cianjur termasuk sejumlah kepala dinas dan BUMD Cianjur dan kami akan layangkan surat pemanggilan kembali setelah yang bersangkutan pulang," jelasnya.
Baca Juga: Rombongan Umrah Pejabat Pemkab Cianjur Diduga Bermuatan Gratifikasi
Diberitakan sebelumnya, Ketua Himpunan Mahasiswa Tjianjur (Himat) Edwin Nursalam mengungkapkan rombongan umrah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur diduga bermuatan gratifikasi.
Pasalnya, pemberangkatan jemaah umrah ke Tanah Suci didanai salah seorang pengusaha pembebasan lahan yakni berinisial DKJ alias AD.
Semula rencana pemberangakatan tersebut akan dilaksanakan pada Kamis (28/9) dengan komposisi 32 orang dari MUI Cianjur. Adapun dari kalangan pejabat berjumlah 95 orang yang terdiri dari bupati, timses bupati sampai sejumlah politisi.
Baca Juga: Polemik Dana Umrah Bupati Cianjur, Mahasiswa Diancam dan Ditampar
Sedangkan Ketua kelompok mahasiswa Jaringan Intelektual Muda Cianjur, Alief mengungkapkan, dirinya dianiaya dan diancam oleh orang dekat Bupati Cianjur Herman Suherman, pada Senin (25/9) malam.
Peristiwa itu terjadi pada saat Alief dan beberapa mahasiswa hendak menggelar aksi unjuk rasa untuk mempertanyakan sumber dana umroh Bupati Cianjur bersama rombongan MUI, dan lainnya.