Bullying Terhadap Anak

Berkaca Kasus Perundungan di Cilacap, Simak 11 Cara Atasi Bullying

Baru-baru ini telah terjadi kasus perundungan atau bullying sesama siswa Sekolah Menengah Pertama di Cilacap, Jawa Tengah.

Featured-Image
Ilustrasi bullying pada anak sekolah. Foto: andresr/istock photo

bakabar.com, JAKARTA – Baru-baru ini telah terjadi kasus perundungan atau bullying sesama siswa Sekolah Menengah Pertama di Cilacap, Jawa Tengah.

Berkaca dari kasus bullying tersebut, baik orang tua, pihak sekolah dan orang terdekat harus memberi bimbingan dan perlindungan yang kuat.

Melansir Very Well Mind, Kamis (28/9), Bullying merupakan tindakan yang berulang-ulang untuk menyakiti atau mengganggu orang lain dengan tujuan untuk menguasai, mengintimidasi, atau melukai mereka.

“Seringkali, orang yang dengan sengaja mengintimidasi orang lain merasa tersakiti karena pengalaman hidup mereka yang sulit, dan mereka tidak memiliki keterampilan mengatasi rasa sakit dengan cara yang sehat sehingga mereka mengungkapkan rasa sakit hati mereka kepada orang lain,” jelas Michelle Felder, LCSW, terapis dan pendiri Parenting Pathfinders.

bullying

Ilustrasi bullying. Foto: Brycia James/istock photo

Jenis kekerasan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti kata-kata kasar, tindakan sosial merugikan, tindakan fisik agresif, dan penghinaan, dan bisa terjadi secara langsung atau melalui platform media sosial dan internet yang luas.

Baik bullying yang berlangsung sebentar atau terus-menerus, tindakan ini dapat berdampak buruk dan memiliki efek jangka panjang yang bisa mengakibatkan kerusakan pada kesehatan mental maupun fisik.

Baca Juga: Mengenang Pangeran Mohammad Noor, Sang Gubernur Pertama Kalimantan

Sayangnya, bullying cukup umum terjadi dan melibatkan berbagai kelompok usia. Meskipun sering terlihat di lingkungan sekolah, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah, bullying juga bisa terjadi dalam konteks lain.

Sebut saja antara saudara di masa kanak-kanak, di lingkungan kerja, di antara rekan kerja, atasan, teman-teman sekelompok, dan dalam komunitas sosial lainnya.

Menurut Pacer National Bullying Prevention Center, sekitar 20% siswa melaporkan pernah mengalami bullying, termasuk dalam bentuk disebut-sebut, menjadi korban gosip, tindakan fisik yang merugikan, dan pengucilan sosial.

Cara Mengatasi Penindas Bullying

bullying
Korban bullying harus tahu cara untuk melaporkan pelaku. Foto: shih-wei/istock photo

Apa pun jenis penindasan yang Anda atau orang yang Anda sayangi alami, itu pasti menyakitkan.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu menghadapi pelaku intimidasi, dikutip dari Very Well Mind:

1. Mengakui bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima

Langkah pertama dan terpenting adalah menyadari fakta penting bahwa perilaku tersebut sedang terjadi dan tidak dapat diterima.

Baca Juga: Buka FLOII 2023, Mensos: Saya Senang Anak Muda Tertarik Tanaman Hias

2. Jangan membalas perilaku intimidasi

Wajar jika kita ingin melawan, namun membalas intimidasi bukanlah jawabannya.

Chimere G. Holmes, LPC, berkata, tidak perlu mengkompromikan reputasi baik Anda.

"Melawan tidak akan menyelesaikan apa pun dan sayangnya, hal itu hanya akan memuaskan pelaku intimidasi dan bisa menjadi sangat berbahaya," ucapnya.

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa melawan justru dapat memperburuk keadaan.

3. Beri tahu seseorang

Baik itu guru, atasan, kolega, orang tua, atau teman, beri tahu orang lain tentang situasinya. Angka-angka ini dapat membantu melakukan intervensi dan memberikan dukungan bagi Anda atau orang yang ditindas.

Baca Juga: Cegah Dengue dengan Vaksin DBD, Kemenkes Gandeng Takeda Pharmaceutical

4. Jaga agar mereka tetap bertanggung jawab

Bersikaplah jujur mengenai dampak yang ditimbulkan oleh pelaku intimidasi terhadap Anda atau orang yang Anda sayangi.

Jelaskan secara spesifik apa yang menjadi masalah, jelaskan bahwa hal tersebut tidak dapat Anda terima, dan berikan kesempatan kepada pelaku intimidasi untuk melakukan perubahan.

5. Diskusikan penindasan dengan anak Anda

Anak-anak yang lebih kecil tahu bahwa penindasan itu menyakitkan, tetapi mereka mungkin tidak menyadari bahwa itu tidak normal atau tidak masalah.

Akan bermanfaat bagi orang tua dan pengasuh untuk berbicara dengan anak-anak tentang cara mengidentifikasi penindasan, cara bereaksi terhadapnya, dan cara membantu orang lain yang mengalami penindasan.

Selain itu, beri tahu anak Anda bahwa mereka tidak boleh menindas orang lain karena penelitian menunjukkan bahwa penindasan mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan mental/fisik bagi korbannya.

Baca Juga: Di Balik Kehebatan Putri Ariani, Peraih Juara 4 America's Got Talent

6. Dapatkan teman yang aman

Saat menghadapi penindas yang tak henti-hentinya, akan sangat membantu jika Anda tetap dekat dengan orang yang Anda percayai.

Mereka tidak hanya dapat membantu melakukan intervensi dan bertindak sebagai saksi, namun juga dapat menghalangi pelaku intimidasi secara umum.

7. Menjadi seorang yang berdiri tegak

Salah satu hal paling efektif yang dapat dilakukan oleh seorang pengamat adalah menjadi seorang “yang berdiri tegak.”

Ini adalah seseorang yang dengan berani angkat bicara untuk menghentikan penindasan yang terjadi.

Baca Juga: Penelitian: Siswa Sekolah Korban Bullying Berpotensi Bunuh Diri

Sadarilah bahwa penindasan itu bukan tentang Anda, Orang yang ditindas mungkin merasa ada sesuatu yang salah dengan dirinya dan itulah sebabnya mereka diolok-olok.

Masalahnya selalu pada orang yang menindas, bukan pada orang yang menerima pelecehan.

8. Hindari bereaksi dan menjauhlah jika memungkinkan

Orang sering melakukan intimidasi agar merasa bisa mengendalikan orang lain karena reaksi yang ditimbulkan oleh pelecehan yang mereka lakukan.

Dengan tidak bereaksi terhadap perilaku tersebut dan menjauh, Anda dapat menghilangkan rasa kendali mereka.

9. Hindari/minimalkan risiko bertemu dengan pelaku intimidasi

Carilah cara untuk meminimalkan atau menghindari kontak dengan pelaku intimidasi.

Hal ini mungkin mengharuskan Anda menghindari tempat di mana mereka membagikan bantuan atau mengubah rute Anda ke tempat kerja.

Baca Juga: Dampak Psikologis dari Kasus Cyberbullying terhadap Remaja 

10. Berlatih memberdayakan bahasa tubuh

Penelitian menunjukkan bahwa orang cenderung merasa lebih percaya diri dan berdaya ketika mereka berdiri tegak, melebarkan bahu, berdiri dengan kaki terbuka, membusungkan dada, dan mengangkat dagu.

Pelaku intimidasi cenderung merasa lebih terintimidasi oleh bahasa tubuh atau orang yang mereka anggap percaya diri.

11. Keselamatan Anda adalah yang utama

Jika Anda menerima ancaman yang menimbulkan kekhawatiran terhadap keselamatan Anda atau orang yang dicintai, hubungi pihak berwenang setempat untuk mengambil langkah guna memastikan keselamatan Anda.

Editor
Komentar
Banner
Banner