bakabar.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) bekerja sama dengan Takeda Pharmaceutical Company Limited akan menyalurkan vaksin DBD (Demam Berdarah Dengue).
Kasus DBD atau infeksi dengue di Indonesia masih memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak.
Menurut data resmi dari Kemenkes, hingga minggu ke-33 tahun 2023, terdapat 57.884 kasus DBD dengan 422 kematian yang terjadi di 34 provinsi di Indonesia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Dr., dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan melalui Koalisi Bersama (Kobar) Lawan Dengue, pihaknya telah menciptakan jejaring yang kuat antara para pemangku kepentingan untuk dapat mensukseskan target tersebut.
"Hari ini melalui kemitraan publik-privat dengan Takeda, kami meluncurkan kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD yang merupakan salah satu program penting untuk mendukung tujuan besar kami," kata Maxi di Jakarta, Rabu (27/9).
Baca Juga: On This Day! Tema Hari Rabies Sedunia 2023: Kesehatan untuk Semua
Adapun kerja sama ini mencakup beberapa aspek, mulai dari meningkatkan partisipasi masyarakat atau memberdayakan masyarakat, serta meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan.
Selanjutnya juga aspek dalam menyusun dan melaksanakan program koalisi bersama masyarakat dengan tujuan mengurangi angka kematian akibat DBD hingga mencapai nol pada 2030.
Selain itu juga menggunakan pendekatan terpadu dalam pencegahan dan pengendalian DBD, menyinkronkan data dengan Sistem Informasi Arbovirosis (SIARVI) dan meningkatkan peran dan kerja sama penentu kebijakan di tingkat pusat dan daerah.
Dengan kerja sama ini, diharapkan dapat mengatasi permasalahan serius yang disebabkan oleh DBD di Indonesia dan bergerak menuju tujuan untuk menghilangkan kematian akibat penyakit ini pada 2030.
Baca Juga: Makan Bersama Keluarga, Terasa Sepele Padahal Baik untuk Kesehatan Mental
Maxi menyebut, kondisi terkini terkait upaya pencegahan dan pengendalian infeksi DBD di Indonesia menunjukkan bahwa masyarakat masih perlu melihat ini sebagai ancaman serius, terutama ketika fenomena El Nino terjadi.
"Pemerintah telah menetapkan target pengurangan angka kasus infeksi dengue dan menuju 0 kasus kematian pada 2030 melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025,” ujar Maxi.
Di wakti yang sama, President, Growth & Emerging Markets Takeda Pharmaceuticals International AG, Gamze Yuceland mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi upaya pemerintah dalam penanggulangan infeksi demam berdarah dengue.
"Kami berkomitmen untuk menjadi mitra strategis dalam mewujudkan nol kematian akibat demam berdarah dengue di Indonesia pada tahun 2030," pungkasnya.
Baca Juga: Makanan Kaya Zat Besi yang Bagus untuk Pertumbuhan Anak
Takeda juga menjadi salah satu pendiri dari sektor inovator untuk KOBAR (Koalisi Bersama) Lawan Dengue, yang dicanangkan oleh Kemenkes dan Kaukus Kesehatan DPR RI pada pada 8 September 2023 lalu.
Dalam penularannya, anak-anak menjadi kelompok rentan menerima penyakit DBD. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2022, pola kematian akibat dengue dominan di kelompok usia muda, yaitu 5-14 tahun (45%).
Dengan demikian, upaya sosialisasi pengendalian vektor nyamuk dan vaksinasi dengue pada anak menjadi sangat penting sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui kegiatan edukasi pencegahan infeksi demam berdarah dengue kepada masyarakat.
Ketua Komunitas Dengue Indonesia, Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan di negara atau wilayah dengan penularan infeksi DBD yang tinggi, anak-anak cenderung paling banyak terkena dampaknya, walaupun paparan pada usia dewasa muda saat ini juga meningkat.
"Namun, kami juga mengapresiasi kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD sebagai langkah penting dalam meningkatkan kesadaran dan perlindungan terhadap infeksi demam berdarah dengue di Indonesia,” ujarnya.