Info Sejarah

Mengenang Pangeran Mohammad Noor, Sang Gubernur Pertama Kalimantan

Pemerintah Daerah Kalimantan pertama kali dipimpin oleh seorang pejuang kemerdekaan yang bernama Ir. Pangeran H. Mohammad Noor.

Featured-Image
Gubernur Pertama Kalimantan Mohammad Noor. Foto: Kanal Kalimantan

bakabar.com, JAKARTA - Pemerintah Daerah Kalimantan pertama kali dipimpin oleh seorang pejuang kemerdekaan yang bernama Ir. Pangeran H. Mohammad Noor.

Kala itu, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru merdeka, memetakan wilayah-wilayah nusantara mejadi delapan provinsi dan wilayah Kalimantan belum terbagi dan masih dipimpin oleh seorang gubernur.

Mohammad Noor, pria kelahiran 24 Juni 1901 itu diketahui merupakan cucu dari Raja Banjar, Sultan Adam Al Watsiq Billah.

Sebelum periode kemerdekaan, ia ditetapkan sebagai wakil Kalimantan dalam Volksraad pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda menggantikan ayahnya, Pangeran Muhammad Ali.

Baca Juga: Di Balik Kehebatan Putri Ariani, Peraih Juara 4 America's Got Talent

Mohammad Noor menjabat sebagai wakil Kalimantan selama empat tahun, yaitu mulai dari 1935-1939.

Setelah itu, Mohammad Noor banyak berpindah-pindah tempat untuk bekerja dari Batavia, Bandung, Lumajang, hingga Banyuwangi pada 1942.

Hingga pada 1942 ketika Indonesia berada di bawah kekuasaan Jepang, Mohammad Noor ditugaskan sebagai Kepala Irrigatie Afd. Pakalen.

Di saat yang bersamaan, ia juga diangkat sebagai wakil sekretaris jenderal Departemen Perhubungan/Pekerjaan Umum atau Dobuku hingga 1945.

Baca Juga: Rempang, Pulau Penuh Sejarah Berabad Lamanya

Ia juga diketahui sebagai tokoh yang mempersatukan pejuang nusantara ke dalam basis perjuangan bernama Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan.

Pasukan ini berada di bawah pimpinan Hasan Basry. Hasan merupakan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Tidak hanya ditetapkan sebagai Gubernur pertama Kalimantan, pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno, Mohammad Noor juga pernah menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum.

Selama menjabat sebagai Menteri, ia memiliki gagasan untuk menjalankan Pembangunan PLTA Riam Kanan. PLTA tersebut rencananya akan dibangun dengan membendung delapan sungai.

Baca Juga: Kisah Idham Chalid, Sang Kiai Pejuang Kelahiran Kalimantan Selatan

Namun, baru pada 30 April 1973, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto proyek PLTA Riam Kanan baru diresmikan.

Pangeran Mohammad Noor wafat di Jakarta pada 15 Januari 1979 dan dikebumikan di TPU Karet Bivak.

Namun pada 2010, makam Noor dan istrinya dipindahkan ke Martapura atas kesepakatan keluarga.

Dia dan istrinya dimakamkan kembali di kompleks pemakaman Sultan Adam Martapura dengan upacara militer.

Editor
Komentar
Banner
Banner