Sejarah Temanggung

10 November, Saksi Boyong Kedaton dan Peringatan 189 Tahun Kabupaten Temanggung

 10 November menjadi tanggal istimewa bagi Kabupaten Temanggung.

Featured-Image
189 Tahun berpindahnya Kabupaten Temanggung (Apahabar.com/Arimbihp)

bakabar.com, MAGELANG - 10 November menjadi tanggal istimewa bagi Kabupaten Temanggung. Daerah yang terkenal akan kekayaan alam dan produksi tembakaunya itu merayakan hari jadinya di setiap tanggal tersebut.

Berdirinya Kabupaten Temanggung tak lepas dari sejarah 'Boyong Kedaton' atau pindahnya pusat pemerintahan dari Parakan ke kawasan kota di era berkobarnya Perang Diponegoro.

Baca Juga: Masjid Agung Daarulsalam Temanggung, Saksi Sejarah Sejak 1835

Sebelum terjadi Perang Diponegoro, Kabupaten Temanggung bernama  Kabupaten Menoreh.

"Pusat pemerintahannya di Parakan, yang memimpin Tumenggung Soemodilogo," kata Sejarawan UNS, Rendra Agusta, Jumat (10/11).

Tumenggung Soemodilogo adalah tokoh yang pernah bertempur melawan Sentot Alibasjah (panglima Kavaleri Diponegoro).

Pertempuran tersebut adalah salah satu bentuk nyata politik Devide et Impera (politik adu domba) yang pernah dilakukan Belanda terhadap Indonesia.

Strategi tersebut sengaja dilakukan pemerintah kolonial agar tetap bisa menguasai daerah jajahannya.

Pasukan Soemodilogo kalah dalam pertempuran tersebut dan dinyatakan kalah melawan pasukan Diponegoro.

"Bahkan, kepala Tumenggung Soemodilogo dipenggal ketika pasukannya kalah perang," katanya.

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa khususnya di Temanggung, sebuah pusat pemerintahan yang pernah diduduki musuh dan bahkan menjadi tempat gugurnya sang pimpinan, kawasan tersebut sudah tidak suci lagi.

Baca Juga: Stasiun Magelang Kota, Menyusuri Sejarah yang Eksis di Era Kolonial

Oleh karena itu, pusat pemerintahan di masa Bupati Ario Djojonegoro dipindah dari Parakan ke Kabupaten Temanggung yang saat ini.

"Berdasarkan besluit (surat putusan) yang diterbitkan pemerintah Belanda, pada 10 November 1834 nama Kabupaten Menoreh resmi berganti menjadi Kabupaten Temanggung," tuturnya.

Perpindahan tersebut selalu diperingati setiap tahun dengan tradisi Kirab Boyong Menoreh dari Parakan ke Temanggung.

Pj Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo. (Apahabar.com/Arimbihp)
Pj Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo. (Apahabar.com/Arimbihp)

"Saat ini usia Kabupaten Temanggung 189 tahun, dengan tema Berpadu untuk Temanggung Melaju, Berpadu," kata Pj Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo.

Menurut Hary, ada berbagai rangkaian tradisi dan pesta rakyat yang digelar untuk memperingati Hari Jadi Temanggung ini.

Baca Juga: Museum Bumiputera 1912 dan Magelang, Saksi Sejarah Asuransi di Indonesia

Hary mengatakan, tradisi Boyong Kedaton hingga mengganti songsong (payung) dilakukan sekaligus untuk mengenalkan kebudayaan lokal ke generasi muda.

"Jadi, bukan cuma hura-hura, tetapi anak-anak dan generasi muda juga bisa mengenal asal-usul daerahnya," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner