Kemudian pada tahun 2022, hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional mengalami kenaikan dari 3,49 poin menjadi 3,54 poin dari skala 5,00. Hasil ini dianggap menunjukkan bahwa literasi digital masyarakat Indonesia saat ini berada di kategori sedang dibandingkan dengan tahun lalu.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementrian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.
“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya lewat diskusi virtual. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.
Baca Juga: Webinar di SMPN 8 Prabumulih, Bikin Tugas jadi Mudah Bila Cakap Digital
Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar SMA ini, sukses dihadiri oleh sekitar 200 peserta daring, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya.
Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan, dihadiri narasumber Dr. Meithiana Indrasari, ST., MM (Ketua STIKOSA AWS), narasumber Mardiono, S.T., M.Kom (Kepala SMA Negeri 5 Prabumulih), kemudian Adin Lubis (Writer and Content Creator) bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL), serta Siti Kusherkatun, S.Pd.I (Asih) sebagai juru bahasa isyarat dan dipandu oleh moderator Sonaria. Para narasumber tersebut memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill.
Pada sesi pertama, narasumber Dr. Meithiana Indrasari, ST., MM menyampaikan bahwa sebagai pilar dalam indeks informasi dan literasi data, masyarakat Indonesia dipandang perlu dalam mengakses, mencari, menyaring, dan memanfaatkan setiap data dan informasi yang diterima dan didistribusikan dari dan ke berbagai platform digital yang dimilikinya dengan positif dan produktif.
Individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital.
“Pengetahuan dasar perangkat lunak yaitu memahami mesin pencari, mesin pencari (search engine) merupakan sebuah website yang mengumpulkan konten dari seluruh bagian internet untuk dapat ditelusuri penggunaannya, cara menggunakannya yaitu dengan memasukkan hal yang ingin dicari, kemudian mesin pencari akan memberikan kita link konten yang sesuai dengan yang dicari, mesin pencari dapat digunakan untuk akademik, kata kunci efektif, gangguan informasi, dan fitur cek fakta,” kata Meithiana.