bakabar.com, DELI SERDANG - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) menggelar program literasi digital nasional bertema “Welcoming Gen Alpha : Chance and Challenge In Digital Era” untuk sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi pelajar SMP dan SMA di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (26/10).
Program tersebut diselenggarakan Kemenkominfo bertujuan untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Kegiatan digelar dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman bagi kaum muda yang paling aktif di media sosial.
Baca Juga: Kominfo Genjot Peningkatan Literasi Digital untuk Mencapai Kesetaraan
Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dimana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Jumlah penggunaan internet yang besar itu bukan tanpa risiko. Karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat.
Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan Kemenkominfo bersama Katadata Insight Center (KIC), didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan tingkat literasi digital di Indonesia masih dalam kategori sedang.
Baca Juga: Jarimu Harimaumu! Literasi Digital Bekali Pelajar SMA di Kampar soal Etika Berjejaring
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.
“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual.
Kegiatan nonton bareng (nobar) dengan jumlah siswa 30 ribu siswa itu memaparkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama Literasi Digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Dosen Informatika UIN Bandung Cecep Nurul Alam yang membahas materi etika digital mengatakan Generasi Alpha harus memperhatikan etika digital karena di ruang digital kita berinteraksi dengan berbagai perbedaan budaya, dengan menghargai setiap perbedaan, berkolaborasi, dan berkomunikasi menggunakan bahasa yang sopan dan ramah.
Baca Juga: Kominfo Genjot Peningkatan Literasi Digital untuk Mencapai Kesetaraan
Baginya ruang lingkup etika digital meliputi kesadaran melakukan sesuatu, tanggung jawab menanggung konsekuensi, integritas dengan jujur menghindari plagiasi, dan menerapkan hal-hal yang bernilai kebaikan.
“Citra diri akan dikaitkan dengan apa yang dibagikan dan apa yang ditulis, jadi tetap jaga etika sebaik mungkin, buatlah jejak digital kita dengan jejak yang bagus-bagus. Kalau jejak digitalnya bagus, kita bisa mempunyai reputasi yang bagus, jadi sekali lagi, jaga etika jangan sampai mengganggu jejak digital,” ujar Cecep.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara M. Basir S Hasibuan menjelaskan Generasi Alpha yang lahir dari kurun waktu 2010 sampai 2025 adalah generasi kreatif, cerdas, dan penuh inovasi.
Baca Juga: Literasi Digital di SMP Way Kanan, Pentingnya Teknologi Dukung Belajar Mengajar
Mereka perlu dibekali dengan ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi dan tidak boleh menelan mentah-mentah informasi yang tidak sesuai dengan usianya. Untuk itu, para orang tua dan guru harus mengawasi dan membimbing karakter yang baik pada generasi Alpha di era digital saat ini.
“Norma agama harus kita tanamkan, akhlaknya harus kita tanamkan, jangan gurunya sedang mengajar, nah peserta didiknya lagi sibuk main HP, kemudian kita akan bimbing anak kita dengan berbagai kegiatan positif, di sekolah kita harus banyak aktivitas kegiatan yang membuat anak kita bisa bersosialisasi dengan teman-teman” jelas Basir.
Selanjutnya, influencer Vean Mardhika memberikan tips cara yang dapat dilakukan untuk menjadi konten kreator yakni memiliki digital skills atau kemampuan dalam menggunakan perangkat digital seperti HP, aplikasi zoom, atau aplikasi chat.
“Kemampuan berikutnya untuk menjadi konten kreator adalah memiliki kemampuan editing, bagaimana menggunakan software, menata gambar dengan baik, membuat suatu cerita atau gambaran, sehingga apa yang kita sajikan itu menjadi satu kesatuan utuh yang bisa dinikmati, jadi semua itu harus dimulai dari belajar,” tambah Vean.
Baca Juga: Kominfo Dorong Gen Z untuk Lebih Meningkatkan Literasi Digital
Di akhir sesi nobar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian acara dipandu oleh moderator Diny Brilianti.
Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, Youtube @literasidigitalkominfo serta website literasidigital.id.