bakabar.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus menggenjot peningkatan literasi digital masyarakat untuk mencapai kesetaraan sosial.
Untuk itu, Kominfo kembali menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi siswa/siswi SD, SMP, hingga SMA di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
Kegiatan secara nonton bareng (nobar) ini mengangkat tema “Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital” dan telah digelar pada Kamis (24/8) pukul 09.00-11.00 WIB.
Program literasi digital tersebut bertujuan untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Kegiatan digelar dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kominfo, Semuel Abrijani mengungkapkan Indonesia termasuk sebagai negara dengan pengguna internet terbesar.
Tapi, berdasarkan laporan hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kominfo bersama Katadata Insight Center (KIC), bahwa skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5.
Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.
Baca Juga: Literasi Digital, Kemenko Ekonomi: Percepat Masyarakat Adopsi Teknologi
“Angka itu perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” ujarnya, Senin (28/8).
Kegiatan nonton bareng (nobar) dengan jumlah siswa 15.000 tersebut menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama Literasi Digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Dalam kegiatan tersebut menampilkan sejumlah narasumber. Salah satu narasumber Kepala Unit ICT Universitas DIPA Makassar, Erfan Hasmin membawakan materi budaya digital.
Menurut erfan, budaya digital yakni menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital.
Sebagaimana yang disebutkan dalam sila pertama, nilai utamanya cinta kasih dan saling menghormati perbedaan dan kepercayaan di ruang digital.
“Kemudian sila kedua utamanya adalah kesetaraan, bagaimana kita memperlakukan orang lain di ruang digital secara adil dan manusiawi, menggunakan komentar yang sopan dan santun,” kata Erfan.
Selanjutnya pada sila ketiga mengenai propaganda-propaganda yang berupaya memecah belah bangsa, Masyarakat tidak boleh termakan oleh isu seperti itu, karena kita mengutamakan kepentingan nasional dibanding kepentingan pribadi dan kelompok.
Sila keempat memberikan kesempatan orang untuk berpendapat, menyampaikan apa yang menurut seseorang itu benar, kemudian memberikan berikan ruang sebebas-bebasnya.
“Kemudian pada sila kelima tentu saja membangun ruang digital yang aman dan etis bagi setiap pengguna,” kata Erfan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, H. Dahlan, mengyngkapkan generasi Z harus menggunakan teknologi digital dengan bijak dan bertanggung jawab.
Pendidikan karakter perlu ditekankan di sekolah agar dapat membantu pelajar menjadi pribadi yang lebih baik sehingga dapat membangun kesadaran etika digital.
“Dibekali keterampilan cara mencari informasi yang valid dan terhindar hoaks, mendorong kolaborasi dan kerja tim, sering menghabiskan waktu di dunia maya, gen Z perlu diajarkan pentingnya kerja sama dan kolaborasi dalam kehidupan nyata," ujar Dahlan.
Tidak hanya itu pembekalan itu juga diharapkan dapat meningkatkan empati dan kepedulian, perlu diberikan pendidikan karakter yang mendorong mereka lebih peduli terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.
"serta membangun kepribadian yang kuat, kepribadian yang tidak mudah terpengaruh oleh konten negatif dunia maya,” kata Dahlan.
Key opinion leader dan Public Speaker, M. Fadhil Achyari menyampaikan bahwa pelajar harus menerapkan etika yang baik di ruang digital dan bijak dalam menggunakan internet dengan cara menyeleksi setiap informasi sesuai usia. Serta mencari hal-hal positif yang bermanfaat.
“Ada hal-hal yang memang belum pantas kita dapatkan, ada hal-hal yang memang tidak pantas untuk kita akses, ada hal-hal yang negatif dalam artian mulai dari konten, informasi, maupun hal-hal lainnya itu tidak sesuai, diperlukan kebijaksanaan kita semua,” kata Fadhil.
Di akhir sesi nobar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian acara dipandu oleh moderator Diny Brilianti.
Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, Youtube @literasidigitalkominfo serta website literasidigital.id.