bakabar.com, MARABAHAN - Menangkal pengaruh buruk gawai terhadap remaja, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar webinar literasi digital di Marabahan, Barito Kuala (Batola), Kamis (25/4).
Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Batola, kegiatan tersebut menghadirkan sejumlah guru dan puluhan siswa SMPN 1 dan 3 Marabahan.
Berbicara melalui daring, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyampaikan peningkatan kemampuan pemanfaatan internet secara aman dan produktif, terbukti semakin urgen di tengah penetrasi teknologi digital.
Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Tanah Air sepanjang 2024 mencapai 221.563.479 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa.
Tingkat penetrasi internet meningkat menjadi 79,5 persen itu menunjukkan pertumbuhan yang stabil dari tahun ke tahun.
Itulah yang membuat Kementerian Kominfo menggeber literasi digital untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif dan aman.
"Kondisi ini tentu harus menggugah kesadaran bersama untuk terus meningkatkan literasi digital. Terlebih sepanjang 2023, indeks literasi digital nasional berada di angka 3,65 dari skala 5," papar Budi.
"Memang terjadi peningkatan kalau dibanding tahun sebelumnya yang hanya 3,54. Namun bukan berarti semuanya dapat berpuas diri, mengingat literasi memiliki manfaat ekonomi," tegasnya.
Sementara Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, menegaskan perwujudan digitalisasi tetap salah satu prioritas.
"Transformasi digital perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian, mengingat perkembangan teknologi digital telah mengubah cara bekerja berusaha dan menjalani kehidupan sehari-hari," jelas Semuel.
"Kesiapan infrastruktur digital memang menjadi pondasi utama pembangunan backbound yang menyambungkan kota dan kabupaten melalui program Palapa Ring, serta menyediakan akses internet 4G ke pelosok," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Lulut Widianto Putro selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Batola berharap guru, siswa, masyarakat juga orang tua dan anak-anak harus menyadari manfaat maupun mudarat perangkat digital.
"Sekarang anak–anak sudah tidak terpisahkan dari gawai. Ini adalah suatu gambaran bahwa zaman sekarang sudah berbeda," ungkap Lulut.
"Bahkan sistem pendidikan juga terkait erat dengan digital, sehingga ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk menunjang proses belajar mengajar di satuan pendidikan," tutupnya.