Literasi Digital

Pelajar Lampung Timur Eksplorasi Ilmu Belajar Online dengan Lewat Literasi Digital

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) menggelar program literasi digital nasional bertema “Sukses Belajar Online Dengan Kemampuan Literasi Di

Featured-Image
Para pelajar di Lampung Timur belajar maksimalkan diri melalui literasi digital. Foto: Humas Kemenkominfo.

apahabar,com, LAMPUNG - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) menggelar program literasi digital nasional bertema “Sukses Belajar Online Dengan Kemampuan Literasi Digital” untuk pelajar MTs dan MA di Kabupaten Lampung timur–Provinsi Lampung, Senin (23/10).

Program literasi digital dari Kemenkominfo itu bertujuan untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Kegiatan ini digelar dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dimana ada 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Baca Juga: Kominfo Genjot Peningkatan Literasi Digital untuk Mencapai Kesetaraan

Dari hasil kajian itu, penggunaan internet berisiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat.

Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional dari Kemenkominfo bersama Katadata Insight Center (KIC), mendapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia ada dalam kategori sedang.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.

“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Way Kanan, Pentingnya Teknologi Dukung Belajar Mengajar

Kegiatan nonton bareng (nobar) dengan jumlah siswa 17.000 tersebut menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama Literasi Digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Founder Yayasan Komunitas Open Source, Arief Rama Syarif mengatakan bahwa dalam belajar online, para pelajar harus memperhatikan keamanan digital agar tidak terjadi potensi buruk yang dapat merugikan, seperti adanya penipuan dan pencurian akun oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Mereka harus memahami keamanan digital dalam belajar online agar tidak sembarangan membagikan data pribadi yang bersifat rahasia.

“Coba perhatikan, di KTP itu ada nama, agama, tanggal lahir, itu kita masukkan kepada mereka, jadi, tanpa itu dicuri KTP kita, kita sebenarnya sudah membagikan data pribadi digital kita kepada orang lain atau pihak lain, nah ini kita lupa, bahwa sebenarnya, jangan-jangan data pribadi digital kita itu bukan dicuri, tapi kita berikan dengan sukarela kepada orang lain, ” ujar Arief.

Baca Juga: Jarimu Harimaumu! Literasi Digital Bekali Pelajar SMA di Kampar soal Etika Berjejaring

Google Certified Educator, Yuanita Dwi Parasta menjelaskan para pelajar harus cakap digital dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam mengerjakan tugas sekolah secara online. AI dapat digunakan sebagai asisten virtual untuk membantu siswa dalam menyelesaikan tugas sekolah dengan lebih efisien.

“Aplikasi Socratic dapat membantu siswa menjawab pertanyaan dari berbagai subjek, seperti matematika, ilmu pengetahuan, dan sejarah, kemudian Google Scholar untuk mencari artikel ilmiah dan referensi untuk penelitian, juga ada Mathway untuk memecahkan masalah matematika dari berbagai tingkat kesulitan, ada juga Google Translate yaitu dapat menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Asing, atau dari bahasa Asing ke bahasa Indonesia, luar biasa memang AI itu,” jelas Yuanita.

Presenter Reni Risti Yanti mengungkapkan bahwa terdapat banyak hal yang dapat dimanfaatkan Gen Z atau para pelajar di ruang digital, tetapi mereka tetap harus menerapkan etika digital yang baik dengan cara berkomunikasi dengan sopan santun dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku di ruang digital.

“Banyak murid yang lupa bertata bahasa yang baik dengan guru di grup, yang harusnya mengucap salam dulu, minta tolong dulu, berterima kasih dulu, hal-hal seperti itu tuh tidak ada, bahkan kadang-kadang gak menjelaskan murid kelas berapa, karena gak semua guru kan hafal ya ini nomor-nomor siapa, cuma menjelaskan ‘Bu, udah dikirim tugas’ tapi gak memberitahu namanya siapa," tutur Reni.

Baca Juga: Kemenkominfo Gelar Festival Literasi Digital Bagi 500 Pelajar SMA di Deli Serdang

Di akhir sesi nobar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian acara dipandu oleh moderator Diny Brilianti.

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, Youtube @literasidigitalkominfo serta website literasidigital.id.

Editor


Komentar
Banner
Banner