Literasi Digital

Kemenkominfo Gelar Festival Literasi Digital Bagi 500 Pelajar SMA di Deli Serdang

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) menggelar festival literasi digital sektor pendidikan bagi pelajar di Deli Serdang.

Featured-Image
Literasi Digital yang diadakan oleh Kemenkominfo di Deli Serdang. Foto: Kemenkominfo.

bakabar.com, DELI SERDANG - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) menggelar festival literasi digital sektor pendidikan bagi pelajar SMA di Gedung Olahraga Pemkab Deli Serdang, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Sabtu (30/9).

Festival ini diisi dengan Talkshow Literasi Digital yang berlangsung dalam dua sesi. Sesi pertama mengusung tema “Menjadi Pengguna Media Sosial yang Bijak, Kreatif, dan Inovatif”, sedangkan sesi kedua bertema “Welcoming Gen Alpha : Chance and Challenge in Digital Era”.

Festival tersebut juga dimeriahkan oleh stand up comedy dari Anggi Wahyuda untuk mencairkan dan meramaikan acara tersebut.

Program literasi digital itu bertujuan untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Kegiatan itu digelar untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Way Kanan, Pentingnya Teknologi Dukung Belajar Mengajar

Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya. Sementara itu ada 191,4 juta pengguna memakai media sosial.

Perlu disadari, penggunaan internet bisa membawa risiko. Karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkannya dengan bijak dan tepat.

Hasil survei lain dari Indeks Literasi Digital Nasional oleh Kemenkominfo bersama Katadata Insight Center (KIC), menunjukan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5.

Hasil ini menunjukkan tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang. Namun masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan sehingga lebih arif dan cerdas dalam menggunakan internet.

Baca Juga: Nobar Literasi Digital di SD Muara Enim Bahas Internalisasi Nilai Pancasila 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika), Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.

“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya secara virtual.

Kegiatan festival yang melibatkan 500 siswa tersebut menyuguhkan materi empat pilar utama Literasi Digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Baca Juga: Seminar Kemenkominfo di SMA Deli Serdang Bahas "Chance and Challenge in Digital Era" 

Dalam sesi pertama, Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan Deli Serdang Dr. Jumakir menyampaikan cakap berdigital meliputi mengakses, menyeleksi, memahami, menganalisis, memverifikasi, mengevaluasi, dan mendistribusikan berbagai perangkat keras dan perangkat lunak agar bermanfaat secara positif.

“Saatnya melakukan transformasi pembelajaran, dari konvensional ke digital, menggunakan media sosial yang tidak pernah terlepas dari karakter Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), P5 ini adalah pedoman kita berperilaku karena di dalamnya bermuatan nilai-nilai Pancasila,” ujar Jumakir.

Tenaga Ahli Bidang Koordinator Regional Sumatera Utara Program Keluarga Harapan Kemensos Ivo Nilasari mengatakan penting untuk menjadi pengguna media sosial yang bijak, kreatif, dan inovatif dengan tetap menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai panduan dalam beraktivitas di ruang digital.

“Kita harus berpikir kritis, jadi berpikir kritis itu adalah kita lihat dulu yang perlu di share yang perlu dikomentari apakah akan melanggar nilai-nilai dari Pancasila? Apakah ini akan melanggar nilai-nilai budaya orang lain atau agama lain atau menyinggung? Nah ini yang harus dipikirkan,” jelas Ivo.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Aceh Besar, Pentingnya Karakter Gen-Z di Era Digital

Selanjutnya, influencer sekaligus MUA Juli Agustini, menekankan bahwa para pelajar harus memiliki etika yang baik dan sopan santun dalam berkomunikasi di ruang digital karena rekam jejak digital akan mempengaruhi masa depan. Untuk itu, rekam jejak digital tersebut harus diisi oleh hal-hal yang positif.

“Kalau kita pernah mengomentari sesuatu hal yang tidak baik, apalagi ucuk-ucuk tentang Pemerintahan atau apapun yang bisa mengakibatkan kerugian buat adik-adik semua. Contoh nih, bisa dilaporin ke Polisi terkait perbuatan tidak menyenangkan, kemudian merusak citra sekolahnya,” kata Juli.

Memasuki sesi kedua, Ketua KADIN Deli Serdang/Ketua Yayasan Pendidikan Hajjah Kasih Indonesia Danu Prayitno Siyo menjelaskan bahwa terdapat tantangan dan peluang di era digital.

Danu menyebut banyak tantangan di era digital. Ada kompetisi, keamanan cyber, mengikuti perkembangan teknologi, dan akuisisi pelanggan. Sedangkan peluangnya melingkupi jangkauan global, analisis data, bekerja fleksibel serta otomatisasi.

Baca Juga: Literasi Digital, Kemenko Ekonomi: Percepat Masyarakat Adopsi Teknologi

Menurut Danu, para pelajar yang ingin memulai bisnis di era digital bisa memanfaatkan teknologi, fokus pada pelanggan, memiliki sikap mudah beradaptasi, dan membangun tim yang kuat sehingga akan mudah berhasil dan berkembang.

“Adik-adik pun hari ini, tamat nanti dari SMA atau SMP sederajat harus bisa berbisnis, harus bisa berusaha, jangan berpikir harus jadi Pegawai Negeri, ini harus berpikir ‘Wah aku tamat aku harus jadi Pengusaha’, bisa! Manfaatkan teknologi, contoh misal hari ini buat cake, atau buat bolu segala macam,” ungkap Danu.

Selanjutnya Wakil Ketua RTIK Aceh/ Direktur Kamz Multimedia Adi Khairi Rahimi menuturkan, perlunya etika di dunia digital agar menghindari berbagai konten negatif seperti melanggar kesusilaan, perjudian, pencemaran nama baik, pemerasan, informasi palsu atau hoaks, dan penyebaran kebencian atau permusuhan berdasarkan SARA.

Baca Juga: Literasi Digital, Kemenko Ekonomi: Percepat Masyarakat Adopsi Teknologi

Pentingnya menerapkan etika digital karena terdapat Undang-Undang ITE yang mengikat dan dapat merugikan. Adi menyebut ruang lingkup etika saat berselancar di dunia digital yakni kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan kebajikan.

“Kita perlu sadar, ketika kita membuka HP kita, kita menerima informasi, tanpa sadar kita meneruskan, jadi perlu kesadaran dulu. Selanjutnya, perlu tanggung jawab, kemauan menanggung konsekuensi atas apa yang sudah dilakukan. Perlu integritas, butuh kejujuran. Di internet banyak karya, jangan pernah mengcopy atau mengambil karya seseorang, dan kewajiban mengisi dengan hal yang bermanfaat untuk kebaikan,” ujar Adi.

Influencer Gita Aisyah Risa, menambahkan, terdapat banyak potensi buruk di ruang digital jika kita menyebarkan data privasi yang bersifat rahasia. Untuk itu, diperlukan pemahaman terkait keamanan digital, para pengguna harus memiliki kesadaran untuk melindungi data pribadi di ruang digital.

Baca Juga: Jarimu Harimaumu! Literasi Digital Bekali Pelajar SMA di Kampar soal Etika Berjejaring

“Tahun 2015 Instagram saya sempat dihack, pada saat itu followers saya 50 ribu, selanjutnya saya gak bisa kerja dan gak bisa menerima endorse-endorse lagi, karena itu pemasukan yang lumayan menurun. Saya merasa teledor karena saya menuliskan gmail saya di bio Instagram, ternyata tidak boleh, karena gmail itu bisa dihack ya, privasi juga,” kata Gita.

Di akhir sesi kegiatan, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian acara dipandu oleh moderator Laila Sari dan dipandu pembawa acara (MC) Lisam Suliyati.

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, Youtube @literasidigitalkominfo serta website literasidigital.id.

Editor


Komentar
Banner
Banner