bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan siswa/siswi SMA Darul Arafah di Kabupaten Deli Serdang melaksanakan literasi digital sektor pendidikan. Mengusung tema “Welcoming Generation Alpha: Chance and Challenge in Digital Era” telah digelar pada Sabtu (27/5) pukul 09.00-11.00 WIB, berlokasi di Jalan Berdikari 1A Desa Lau Bakeri, Sampe Cita, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
Pada kegiatan literasi digital tersebut juga diikutsertakan kegiatan lain (Chip in) yakni kampanye “Mempersiapkan Pelajar Memasuki Dunia Usaha dan Dunia Kerja di Era Digital” yang digagas oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara, Firsal Ferial Mutyara menyampaikan bahwa perubahan di era digital membuat dunia usaha dan dunia kerja bertransformasi dengan cepat, banyak peluang usaha dan jenis pekerjaan baru muncul, terutama yang berbasis digital.
Baca Juga: Pentingnya Literasi Digital di SMP Deli Serdang, Teknologi Jadi Kunci
“Para pelajar harus didukung untuk bersiap diri lebih dini, agar lebih siap menghadapi transformasi dunia usaha dan dunia kerja,” ujarnya
Kegiatan literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di lingkungan pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman, yaitu dengan menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dan dimana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial. Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat.
Baca Juga: Literasi Digital di SMP Pidie, Pentingnya Perlindungan Anak di Dunia Online
Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC), didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik. “Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual.
Pada kegiatan Chip In yang menyasar target segmen pelajar SMA ini, sukses dihadiri oleh sekitar 600 peserta, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan, dihadiri narasumber Dr. Minda Muliana Sebayang, M.Si., Ak., CA (Dosen/Akademisi), narasumber lain Mustika Dewi S.Pd., M.Si. (Pengurus Kadin Sumut/Direktur PT Musina Baraka Sejahtera), kemudian bersama Key Opinion Leader (KOL) Juli Agustini, SE (Influencer, Banker, MUA), serta dipandu oleh pembawa acara (MC) Laila Sari, S.Psi.,M.Pd dan dipandu moderator Junaidi Malik.
Sesi pertama, narasumber Dr. Minda Muliana Sebayang, M.Si., Ak., CA menyampaikan materi kecakapan digital, pelajar harus mengetahui, memahami, menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak dalam mengakses dunia digital. Selain itu, pelajar harus menanamkan etika yang baik di ruang digital, karena terdapat rekam jejak digital abadi yang akan berpengaruh di masa depan, jejak digital yang ditinggalkan berupa riwayat pencarian, pesan teks dalam aplikasi chat dan internet, foto dan video yang sudah dihapus, interaksi sosial media, lokasi yang kita kunjungi dengan GPS, serta riwayat akses dompet digital.
Baca Juga: Literasi Digital di SMP Pidie, Pentingnya Perlindungan Anak di Dunia Online
“Guna menciptakan rekam jejak yang baik, kita harus menanamkan etika di ruang digital sebagai benteng untuk menghindari hal negatif, sebagai pelajar yang baik, kita harus membangun kesadaran dan pemahaman etika digital melalui pendidikan karakter, baik di sekolah, maupun di lingkungan forum, dan lingkungan masyarakat. Harus memiliki rasa tanggung jawab yang penuh agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain,” ujar Minda.
Giliran narasumber kedua, Mustika Dewi S.Pd., M.Si. menjelaskan bahwa terdapat tantangan dan peluang generasi alpha di era digital, peluangnya adalah dapat menjadi youtuber dan selebgram, karena generasi alpha memiliki kelebihan yakni punya kecerdasan tinggi dibanding generasi sebelumnya, generasi paling terdidik, dan generasi alpha cepat beradaptasi, serta terbuka untuk belajar hal baru. Selain itu, terdapat tantangan yang dimiliki generasi alpha yaitu tidak bisa lepas dari gadget, kurang bersosialisasi, kurang daya kreativitas, dan bersikap individualis. Para pelajar harus menanamkan etika yang baik agar terhindari dari hal negatif seperti penyebaran berita bohong yang mengakibatkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan, serta radikalisme, dan pencurian data.
Baca Juga: Literasi Digital di SMA Pidie, Pentingnya Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital
“Pentingnya bersikap kritis terhadap medsos, agar dapat membedakan pengaruh positif dan pengaruh negatif yang ada di medsos, harus selalu waspada agar tidak menjadi korban cyber dengan tidak menyebarkan data-data atau informasi diri seperti SIM, KTP, dan Kartu keluarga, sehingga kita tetap aman dalam berdunia digital, literasi digital penting untuk membantu proses pembelajaran, dapat membedakan sumber-sumber belajar yang benar, membuka peluang bagi guru agar lebih produktif dalam menciptakan media ajar digital,” kata Mustika.
Selanjutnya, giliran Juli Agustini, SE yang merupakan seorang influencer, menyampaikan bahwa generasi alpha perlu memanfaatkan dunia digital sebaik mungkin agar mendapatkan hal positif, dan tetap harus menanamkan karakter etika yang baik dengan jujur dan bertanggung jawab, sehingga akan tercipta hal-hal positif untuk diri sendiri.
“Bisa jadi kita mendapatkan peluang dengan memanfaatkan dunia digital untuk berbisnis dan berkarya di dunia digital, bisa juga mendatangkan beberapa manfaat yang baik pula. Dalam berdunia sosial yang baik, harus menjaga etika dari kata kata yang dapat menyinggung seseorang, agar tidak tercipta jejak digital yang dapat membuat nama kita menjadi buruk,” jelas Juli.
Di akhir sesi kegiatan Chip In, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber, kemudian 10 penanya yang beruntung berhak mendapatkan hadiah voucher e-money sebesar Rp. 100.000.
Baca Juga: Literasi Digital di SMA Bengkulu: Yuk Cintai Produk Dalam Negeri
Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.
Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui website: literasidigital.id (https://literasidigital.id/) dan akun media sosial Instagram: @literasidigitalkominfo (https://www.instagram.com/literasidigitalkominfo/), Facebook Page: Literasi Digital Kominfo/@literasidigitalkominfo (https://www.facebook.com/literasidigitalkominfo),
Youtube: @literasidigitalkominfo (https://www.youtube.com/@literasidigitalkominfo).