bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan beberapa SMP di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh melaksanakan webinar literasi digital Sektor Pendidikan. Kegiatan yang mengangkat tema “Perlindungan Anak Di Dunia Online” telah dilaksanakan pada Jumat (26/5) pukul 09.00-11.00 WIB..
Webinar kali ini merupakan salah satu upaya dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman, yaitu dengan menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Berdasar laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dan dimana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial. Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat.
Baca Juga: Literasi Digital di SD-SMP Batam: Pentingnya Etika Berjejaring, Jarimu Harimaumu
Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC), didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik. “Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual.
Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar SMP ini, sukses dihadiri oleh sekitar 600 peserta daring, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan, dihadiri narasumber Anwar Sadat (Senior Product Manager), narasumber lain Rosa Fitriani R, S.Pd., Gr. (Guru Bahasa Inggris SMP YPPU Sigli) yang menggantikan Mutiyawati, S.Pd., M.Pd (Ka.Bid Pembinaan Ketenagaan Disdik Kab. Pidie) karena berhalangan hadir, kemudian bersama Key Opinion Leader (KOL) Reni Risti Yanti (Presenter), serta Siti Kusherkatun, S.Pd.I (Asih) sebagai juru bahasa isyarat dan dipandu oleh moderator Sonaria.
Baca Juga: Literasi Digital di SMA Pidie Ajarkan Positif, Kreatif, dan Aman di Internet
Pada sesi pertama, narasumber Anwar Sadat menyampaikan materi keamanan digital, keamanan digital meliputi mengamankan data yang pelajar miliki dan melindungi data pribadi kita. Pentingnya keamanan digital karena banyak ancaman bagi anak-anak di media online seperti serangan cyber atau pencurian data pribadi.
Remaja rawan terhadap serangan cyber karena rasa ingin tahunya tinggi dengan mencoba banyak aplikasi, kurang pengalaman, narsistik, dan terlalu eksploratif. Untuk itu, para remaja perlu menguasai kompetensi keamanan digital.
“Keamanan digital itu terkait dengan bagaimana mengamankan perangkat yang kita gunakan, di situ kita bisa pasang antivirus, ada yang terkait dengan firewall, ada yang terkait dengan bagaimana menjaga datanya tidak bisa di-copy oleh orang lain, itu bagian dari teknik mengamankan perangkat digital, yang kedua itu adalah mengamankan identitas digital, karena identitas digital itu mahal, kita punya akun di shopee, kita punya akun di mobile banking."
Baca Juga: Literasi Digital di SMP di Kabupaten Pidie, Hoaks Bayangi Dunia Pendidikan
"Kita punya akun di gmail, itu jadi sesuatu yang penting untuk kita lindungin, kenapa? Karena orang lain bisa menyerupai kita dan bertingkah seolah-olah kita, dan pada akhirnya bisa membuat kerugian buat kita, kenapa? Karena agak sulit memverifikasi itu kita sebenarnya atau orang lain, yang ketiga adalah mewaspadai penipuan digital, ada phising, ada pemerasan, scamming di situ, ada penipuan digital entah melalui email, melalui aplikasi, ada macam-macam bentuk yang dilakukan yang bisa membuat orang seolah-olah seperti kita, dan bisa melakukan seolah-olah itu tindakan kita, kenapa? Karena mereka paham rekam jejak digital itu penting, mereka paham bahwa tindakan kita, komen kita, aktivitas kita, identitas kita yang kita sebar di internet itu penting, dia bisa kepoin kita, dia bisa tau nama kita, nama orang tua kita, kebiasaan kita, dan pada akhirnya dia bisa menyerupai kita, berlaku seolah-olah kita, dan melakukan penipuan atas nama kita,” ujar Anwar.
Giliran narasumber kedua, Rosa Fitriani R, S.Pd., Gr. menjelaskan mengenai perlindungan anak di dunia online. Pengetahuan tentang dampak internet harus diedukasikan oleh orang tua maupun sesama anak agar bisa menjaga diri dan terhindar dari risiko negatif dan mengoptimalkan penggunaan internet dengan baik.
Terdapat empat hal yang perlu diperhatikan sebagai upaya perlindungan anak dari kejahatan online, pertama, membantu anak mengenali perbuatan atau praktik penggunaan internet yang melanggar hukum, yang kedua, membantu dan memberi pendampingan khususnya bagi anak-anak yang menjadi korban, yang ketiga, membantu pelaku atau saksi dari kejahatan online dengan memastikan ada pihak yang bisa memberikan pendampingan psikososial, keempat, jangan biarkan anak-anak berhadapan dengan hukum tidak didampingi.
Baca Juga: Literasi Digital di SMP Aceh Besar: Cakap Teknologi, Tugas Jadi Mudah
“Saat ini masih banyak warganet yang belum memahami bagaimana memperlakukan anak di dunia digital, contohnya ketergantungan gadget, ini bahaya lho, nah, apalagi orang tua banyak tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan di dunia online berkaitan dengan anak mereka, termasuk itu dalam tindakan sharenting, tau gak sharenting apa anak-anak? Sharenting itu ketika orang tua kita itu membagikan seluruh kegiatan kita di media sosial, nah itu ada hal baik, namun ada hal tidak baiknya daripada hal tersebut, jadi tidak semua kegiatan anak atau perkembangan anak itu disampaikan ke media sosial, ini juga perlu dipahami oleh orang tua,” jelas Rosa.
Selanjutnya, giliran Reni Risti Yanti yang merupakan seorang presenter, tampil menyampaikan bahwa kejahatan di ruang digital itu jauh lebih kreatif daripada di dunia nyata, bahkan, terkadang kejahatan itu dimulai karena kita yang memberikan kesempatan kepada pelaku kejahatan dengan menyebarkan data pribadi kita tanpa sadar, sehingga itu harus diantisipasi agar tidak terjadi kerugian kepada kita.
Baca Juga: Literasi Digital di SMP di Kabupaten Pidie, Hoaks Bayangi Dunia Pendidikan
“Sekarang ini kan lagi ngehits nih, spill dong alamat kalian, atau spill dong rumah kalian, kalian foto lah di depan rumah kalian, spill dong orang tua kalian, misalnya kaya gitu, foto lah bareng orang tua kalian, kasih tau dong tanggal ulang tahunnya, kan banyak tuh sekarang ya di media sosial yang kaya gitu, mungkin kalau kemaren-kemaren gitu ya, banyak dari kita yang berpikir ini seru-seruan, tapi gimana kalau justru, oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, apa yang kalian spill, apa-apa yang kalian posting, itu jadi profiling kalian dan dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik, yang pada akhirnya data diri kalian itu terbaca oleh oknum-oknum dan bisa saja oknum tersebut menjalankan rencana jahatnya, nah itu yang memang terjadi, dan banyak kasusnya,” kata Reni.
Di akhir sesi webinar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber, kemudian 10 penanya yang beruntung berhak mendapatkan hadiah voucher e-money sebesar Rp. 100.000, serta E-sertifikat diberikan untuk para peserta.
Baca Juga: Literasi Digital di SMA Pidie: Positif, Kreatif, dan Aman di Internet Jadi Kunci
Pukul 11.00 WIB webinar literasi digital selesai, moderator menutup acara dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.
Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Aceh merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.
Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui website: literasidigital.id (https://literasidigital.id/) dan akun media sosial Instagram: @literasidigitalkominfo (https://www.instagram.com/literasidigitalkominfo/), Facebook Page: Literasi Digital Kominfo/@literasidigitalkominfo (https://www.facebook.com/literasidigitalkominfo),
Youtube: @literasidigitalkominfo (https://www.youtube.com/@literasidigitalkominfo).