Makin Cakap Digital

Literasi Digital di SMA Pidie: Positif, Kreatif, dan Aman di Internet Jadi Kunci

Pemerintah bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi berkolaborasi dengan beberapa SMA di Kabupaten Pidie, Provinsi

Featured-Image
Ratusan siswa antusias mengikuti webinar literasi digital di SMA Pidie Aceh.

bakabar.com, JAKARTA - Pemerintah bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi berkolaborasi dengan beberapa SMA di Pidie, Provinsi Aceh menggelar webinar literasi digital sektor pendidikan. Kegiatan yang mengusung tema “Positif, Kreatif dan Aman di Internet” telah dilaksanakan pada Selasa (23/5) pukul 10.00-12.00 WIB.

Webinar kali ini merupakan salah satu upaya dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman, yaitu dengan menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Berdasar laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dan dimana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial. Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Aceh Besar: Cakap Teknologi, Tugas Jadi Mudah 

Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional menunjukkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik. “Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual.

Literasi digital garapan Kemenkominfo menyasar sejumlah pelajar di SMA Pidie Jaya.
Literasi digital garapan Kemenkominfo menyasar sejumlah pelajar di SMA Pidie Jaya.

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar SMA ini, sukses dihadiri oleh sekitar 400 peserta daring, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni narasumber Ir. M Adhi Prasnowo, ST., MT., IPM., ASEAN Eng (Dosen & Digital Enthusiast), narasumber lain Faisal, S.E (Ka.Si GTK & Penjaminan Mutu Siswa Cabdin Pendidikan Wilayah Pidie dan Pidie Jaya), kemudian bersama Key Opinion Leader (KOL) Reni Risti Yanti (Presenter), serta Siti Kusherkatun, S.Pd.I (Asih) sebagai juru bahasa isyarat dan dipandu oleh moderator Hafizh Dzaki.

Sesi pertama, narasumber Ir. M Adhi Prasnowo, ST., MT., IPM., ASEAN Eng menyampaikan materi terkait budaya digital, harus menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital serta panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital, ruang lingkup budaya bermedia digital meliputi budaya digital, budaya Pancasila, digitalisasi budaya, perilaku mencintai produk dalam Negeri, dan menghargai hak-hak digital orang lain yakni hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi, dan hak untuk merasa aman.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Aceh Besar Bekali Sukses Belajar Online 

“Budaya digital, budaya Pancasila, teknologi itu adalah daya dukung, dan budaya kita adalah sumber daya asli kita, membawa pola, kebiasaan, serta karakter Pancasila ke ruang digital, sehingga ruang digital Indonesia akan diwarnai dengan ruang digital yang berbudaya, ber-Pancasila, ruang digital yang penuh dengan kesopanan, dan ruang digital yang tidak ada bully-bullyan," jelasnya. 

"Jangan saling membedakan, karena kita dalam satu kata satu Indonesia, terus kemudian ada digitalisasi budaya, dengan teknologi kita membawa suatu hal yang dianggap kuno, kolot, udik, tidak tren, itu akhirnya kita bawa ke ruang digital membuat bentuk konten-konten tersendiri, yang itu akhirnya akan membawa nilai-nilai produk dalam Negeri itu harus kuat, jangan sampai kemudian kain batik hilang, songket hilang, ulos hilang, jangan sampai gaya rumah adat kita hilang, digantikan dengan rumah modern yang sebenarnya tidak layak, tidak cocok, tidak sesuai, tidak relevan dengan budaya kita,” ujar Adhi.

Baca Juga: Literasi Digital di SMA Pidie, Pendidikan Karakter Gen-Z Jadi Bahasan

Giliran narasumber kedua, Faisal, menjelaskan mengenai literasi digital, literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet, dan lain sebagainya.

Dampak positif literasi digital yaitu memperkaya perbendaharaan kata ‘kosakata’, mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk kegiatan membaca dan menulis, memperluas wawasan dan memperoleh informasi baru, dan kemampuan interpersonal seseorang akan semakin baik. Sedang dampak negatifnya yaitu menumbuhkan individualisme, fitnah, dan sikap anti sosial.

“Cara meningkatkan kemampuan literasi digital dalam konteks pendidikan, mulailah berpikir kritis, begitu melihat konten atau informasi, kita harus mudah membaca, memahami konten tersebut, filternya itu adalah harus punya karakter yang punya nilai-nilai agama, dan juga nilai-nilai budaya, kemudian menguasai finding informasi, memilah mana yang baik dan mana yang kurang baik," jelasnya. 

Sehingga ketika pelajar membagikan kepada teman atau ke media, harus bisa memilah jangan sampai menyebar berita hoaks. Kemudian yang ketiga memanfaatkan media itu untuk belajar.

"Ini yang banyak kita gunakan di dunia pendidikan, menggunakan media sosial, kita punya usaha, produk, skill, atau apapun itu, kita tonjolkan, sehingga kita yang tujuannya untuk belajar juga bisa berkolaborasi, kemudian memahami digital culture, harus memahami nilai-nilai agama yang punya karakter, sehingga tidak tercela nilai-nilai budaya kita, ketika ada ujaran kebencian, berita hoaks, ketika ada nila-nilai budaya itu, maka hal seperti itu insha Allah tidak akan terjadi, sehingga di dalam penggunaan internet kita akan menjadi aman,” jelas Faisal.

Baca Juga: Literasi Digital di SD Ogan Ilir Bahas Pendidikan Karakter Gen-Z

Selanjutnya, giliran Reni Risti Yanti yang merupakan seorang presenter, tampil menyampaikan bahwa pelajar harus memiliki kepercayaan diri di ruang digital dengan mengembangkan kemampuan yang disukai, agar bisa memiliki citra yang baik dan dapat menghasilkan uang di ruang digital.

“Kalau misalnya kita memang suka berkonten, atau kita memang suka berkreasi, atau kita suka membuat sesuatu gitu, yaudah kita telurkan aja hasil-hasil karya kita di ruang digital, itu kan kita berarti memiliki sisi kreativitas tersendiri kan di ruang digital, dan jangan malu, jangan merasa ‘ah gak pantas ah’, misalnya gitu, kak Hafidz punya suara yang bagus, terus kak Hafidz kaya ‘ah gak pantas ah kalau saya cover-cover lagu’ padahal kan kita tak pernah tahu ya, who knows," jelasnya. 

"Kak hafidz dari yang mulai awalnya malu-malu, ternyata memang banyak orang yang suka dengan suaranya kak hafidz, dan pada akhirnya orang justru lebih me-notice kak Hafidz tuh ‘nih yang sering cover lagu’, pada akhirnya jadi terkenal, dikenal banyak masyarakat, gak cuma kreativitas yang didapat, tapi juga ada feedback lainnya, misalnya, mendatangkan rezeki,” kata Reni.

Baca Juga: Webinar di SMP Pidie Bahas Sukses Belajar Online dengan Literasi Digital

Di akhir sesi webinar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Kemudian 10 penanya yang beruntung berhak mendapatkan hadiah voucher e-money sebesar Rp. 100.000, serta E-sertifikat diberikan untuk para peserta.

Pukul 12.00 WIB webinar literasi digital selesai. Moderator menutup acara dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Aceh merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Pemerintah bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui website: literasidigital.id (https://literasidigital.id/) dan akun media sosial Instagram: @literasidigitalkominfo (https://www.instagram.com/literasidigitalkominfo/),  Facebook Page: Literasi Digital Kominfo/@literasidigitalkominfo (https://www.facebook.com/literasidigitalkominfo), Youtube: @literasidigitalkominfo (https://www.youtube.com/@literasidigitalkominfo).

Editor


Komentar
Banner
Banner