Wisata Berbasis Lingkungan

Takkan Habis di Eksplorasi, Papua Hadirkan Wisata Berbasis Lingkungan

Akhir-akhir ini wisata berbasis lingkungan terus berkembang di Indonesia, tak terkecuali dengan Papua.

Featured-Image
Tempat penginapan untuk mengamati burung cenderawasih di Isyo Hills, Kampung Rephang Muaif Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Papua. Foto: Dok. Carolin Waisimon

bakabar.com, JAKARTA - Akhir-akhir ini wisata berbasis lingkungan terus berkembang di Indonesia, tak terkecuali dengan Papua. Di pulau yang berjuluk surga kecil yang jatuh ke Bumi memang memiliki keragaman alam dan budaya yang melimpah.

Potensi itu hendaknya tetap terjaga hingga anak cucu nanti, sehingga pengelolaan yang berkelanjutan menjadi penting untuk diperhatikan. Itu sebabnya, pemerintah bersama masyarakat serta pihak terkait hadir untuk mengelola dan mengemasnya sedemikian rupa agar semakin banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Bumi Cenderawasih ini.

Sejauh ini, Pemerintah Provinsi Papua telah menyadari akan pentingnya mengembangkan wisata berbasis lingkungan lantaran potensi pariwisata tersebut masih terbuka lebar.

Tidak hanya sebagai daya tarik bagi kawasan dan pemerintah daerah, potensi pariwisata juga bisa dikembangkan untuk menyejahterakan warga sekitar.

Baca Juga: Pemerintah Dorong Industri Papua Melalui Investasi Rp20 Triliun

Hal itu diamini Asisten Bidang Umum Setda Papua Derek Hegemur. Menurutnya, Provinsi Papua masih berpeluang mengembangkan wisata berbasis lingkungan, tinggal bagaimana pemerintah dan masyarakat berkolaborasi dalam memelihara lingkungan dan sumber daya alam yang ada.

"Pariwisata menjadi perhatian Pemprov karena wilayah ini pada masa depan memang memiliki peluang mengembangkannya, terutama wisata berbasis lingkungan," ujarnya.

Dalam pengembangan ekoturisme, misalnya, ada poin utama yang harus dilaksanakan oleh pengelola objek pariwisata, yakni konservasi alam, pemberdayaan masyarakat lokal, dan peningkatan kesadaran lingkungan hidup

Ketiga poin tersebut harus saling terkait satu dengan yang lain, terutama antara wisatawan dengan masyarakat lokal itu sendiri.

Baca Juga: Mess Cendrawasih, Prasasti Kecintaan Soekarno pada Papua

Pengembangan pariwisata berbasis lingkungan dinilai penting demi menjaga masa depan sehingga setiap titik yang menjadi selling point  pariwisata harus terkait dengan terpeliharanya ekosistem.

“Fungsi-fungsi seperti itu harus menjamin keberlangsungan lingkungan pada masa depan. Hal yang menjadi perhatian pemerintah, pariwisata harus berkembang agar memberi  kontribusi masyarakat maupun pemerintah,” papar Derek.

Pengembangan sektor pariwisata juga memberikan nilai tambah bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar tidak sekadar eksis  namun bisa tumbuh dan berkembang.

Pada pelaksanaan Sail Teluk Cenderawasih (STC) 2023 di Kabupaten Biak Numfor pada November, misalnya, ajang itu merupakan kesempatan baik untuk memperkenalkan Papua ke mancanegara.

Baca Juga: Taman Bakau Biak, Peningkatan Ekonomi Warga dan Pelibatan Masyarakat Adat

"Potensi alam Papua yang luar biasa jika dikelola secara baik, maka masyarakat bersama pemerintah akan memperoleh hasilnya pada masa depan," terangnya.

Perlu bimbingan 

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan dan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Papua Iwanta Parangin-Angin mengatakan selama ini wisata di Papua memang masih berbasis lingkungan.

Selain itu, belum ada bimbingan intens bagaimana menjaga kelestariannya, misalnya, tentang bagaimana pengembangan potensi alam, budaya, serta kreativitas manusia.

“Kekurangannya di Papua menyangkut pengembangan potensi kreativitas dan masih kurangnya keterlibatan masyarakat lokal untuk ikut adil dalam pengelolaan wisata tersebut,” katanya.

Baca Juga: Sail Teluk Cenderawasih Kebangkitan Ekspor, Investasi dan Pengembangan Potensi Daerah

Menurut Iwanta, seharusnya ada kolaborasi konkret antara pemerintah dengan pemilik ulayat (pengelola tempat) dan pemangku kepentingan terkait, dalam hal ini Dinas Pariwisata.

Dengan demikian, potensi-potensi yang dimiliki bisa lebih maksimal dikembangkan tanpa menurunkan kualitas lingkungan. Faktor-faktor yang dapat mengancam kelestarian lingkungan juga dapat ditekan.

“Papua sudah ada wisata berbasis lingkungan seperti alam dan budaya, pada umumnya  terletak di daerah pegunungan. Wisatawan asing sangat senang, terutama potensi budaya nya,” ujar Iwan.

Jika ada pembimbingan dari pemerintah kepada masyarakat lokal maka potensi budaya tidak akan pudar atau hilang.

Baca Juga: Indonesia Kembali Berpartisipasi dalam Bursa Pariwisata Internasional

"Memang ada bimbingan pemerintah kepada masyarakat lokal di beberapa wilayah, namun hal tersebut masih kurang. Tahun ini ada beberapa kali bimbingan, namun tidak dilakukan secara terus menerus," jelasnya.

Belum jadi kebutuhan

Penggiat ekowisata Isyo Hill's Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Papua, Carolin Waisimon mengatakan berpariwisata belum menjadi kebutuhan hidup masyarakat setempat.

Padahal, seiring dengan berkembangnya zaman, kebanyakan wisatawan asing maupun lokal mulai mencari wisata berbasis lingkungan atau ekowisata.

Oleh karena itu, sudah waktunya Papua  mengembangkan wisata berbasis lingkungan karena terkenal memiliki alam yang luas serta pemandangan indah. Sangat disayangkan jika keindahan tersebut tidak dikembangkan dan dijaga kelestariannya.

Baca Juga: Memukau! Wisata Tersembunyi di Sekitar Pulau Kadap

“Mungkin pariwisata masih hal baru di Papua, bukan seperti di Bali atau daerah lainnya, yang berwisata sudah menjadi budaya dan gaya hidup masyarakat lokal ataupun mancanegara,” katanya.

Karena masyarakat lokal lahir dan besar di sini, maka berwisata belum menjadi bagian dari kebutuhan. Objek wisata berbasis lingkungan mudah ditemui, namun karena kurangnya edukasi dan sosialisasi malah banyak yang menyalahgunakan fungsi lingkungan tersebut.

Perlahan, masyarakat Papua ada yang sudah mulai paham mengenai wisata berbasis lingkungan. Kendati demikian, perlu pembimbingan tentang bagaimana mengeksplorasi alam dengan pengelolaan yang terpadu, sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga evaluasi melalui pendekatan ekosistem.

"Untuk itu, wisata berbasis lingkungan tetap dikembangkan agar kelestarian alam di Papua bisa terjaga," ungkap Carolin. 

Baca Juga: Bangga Berwisata Indonesia, Menko Luhut Bidik Perjalanan 1,4 Miliar Wisatawan Nusantara

Apalagi belakangan ini sering maraknya bencana alam, sehingga jika hal ini tidak menjadi perhatian pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha maka potensi itu berhenti sebagai peluang belaka. Tidak akan memberi dampak kesejahteraan bagi warga.

“Setelah pandemi COVID-19 tamu-tamu dari luar Papua tahu dan mencari wisata bahari, wisata pegunungan, wisata hutan, suaka alam, dan suaka margasatwa. Mereka berpikir Papua masih kental dengan budaya dan keaslian alamnya sehingga sangat cocok untuk berwisata,” jelasnya.

Lebih dari itu, Carolin berpesan, dalam memutuskan segala sesuatu, pemerintah perlu melibatkan anak muda karena merekalah yang bakal merawat dan mewarisi alam beserta lingkungannya.

Editor


Komentar
Banner
Banner