Objek Wisata Alam

Taman Bakau Biak, Peningkatan Ekonomi Warga dan Pelibatan Masyarakat Adat

Taman hutan mangrove atau bakau di Kampung Ruar, Distrik Biak Timur dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alam di Kabupaten Biak Numfor, Papua.

Featured-Image
Taman hutan mangrove atau bakau di Kampung Ruar, Distrik Biak Timur, kini menjadi salah satu destinasi wisata alam di Kabupaten Biak Numfor, Papua. Foto: kataomed.com/Oemar Ichsan

bakabar.com, JAKARTA - Taman hutan mangrove atau bakau di Kampung Ruar, Distrik Biak Timur, kini semakin dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alam di Kabupaten Biak Numfor, Papua.

Setiap hari, taman bakau seluas sekitar 4 hektare yang dikelola Kantor Kesatuan Pemangku Hutan Lindung (KPHL) Biak-Supiori bersama masyarakat adat lokal itu ramai dikunjungi wisatawan.

Keberadaan taman wisata bakau Kampung Ruar, selain menjadi objek wisata daerah, ternyata ikut memberikan manfaat ekonomi bagi keluarga masyarakat adat lokal Biak, selaku pengelola objek wisata alam.

Taman bakau juga bisa menjadi sarana edukasi bagi pelajar, mahasiswa, dan warga mengenai pentingnya keberadaan ekosistem pepohonan bakau ditanam di pinggir laut. Hutan bakau sebagai tempat wisata keluarga juga sebagai ikhtiar menjaga ekosistem kawasan pesisir.

Baca Juga: BRIN Temukan Limbah Minyak, Mangrove di Teluk Ambon Mati

Menyelamatkan hutan bakau sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan terutama di sekitar lokasi pantai. Tanpa hutan bakau, kawasan pesisir akan mudah terkena abrasi, sehingga tanah terkikis oleh air laut.

Dikelola masyarakat adat

Perawatan dan penjagaan taman wisata alam hutan bakau Ruar Distrik Biak Timur melibatkan masyarakat adat sebagai pengelolaannya. Keterlibatan masyarakat adat dalam mengelola tempat wisata alam memang jarang ditemukan di tempat lain.

Kepala Dinas Pariwisata Biak Numfor Onny Dangeubun menjelaskan pengelolaan objek wisata alam yang masyarakat adat Biak merupakan bagian dari program pemberdayaan khusus warga lokal asli orang Papua. Selain itu, pelibatan masyarakat adat akan meningkatkan penghasilan mereka.

"Ke depan, keberadaan taman ini juga diharapkan bakal meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat," ujarnya.

Baca Juga: Yayasan AHM Tanam Seribu Pohon Mangrove, Bisa Jadi Rumah Baru untuk Bekantan

Saat ini, pola pemberdayaan masyarakat yang telah dijalankan adalah dengan melatih mereka sebagai penjual tiket di pintu masuk ke taman wisata alam. Hal itu bisa ditemukan di sejumlah kampung dan Kepulauan Padaido/Aimando.

Untuk mengelola objek wisata alam Taman Mangrove Biak terdapat tiga aspek penting dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata yakni atraksi, amenitas, dan aksesibilitas atau 3A.

"Aspek 3A merupakan syarat minimal bagi pengembangan sebuah destinasi wisata di daerah tertentu. Ketiganya harus melekat," jelas Onny.

Setiap destinasi wisata sudah pasti mempunyai keunikan dan ciri khasnya masing-masing yang membuat banyak orang tertarik mengunjungi lokasi wisata tersebut. Di lain sisi, faktor amenitas dan aksesibilitas akan menjadi kunci bagi keberlangsungan wisatawan dalam menikmati pengalaman berwisata.

Baca Juga: Indonesia Kembali Berpartisipasi dalam Bursa Pariwisata Internasional

Faktor 3A ini memiliki peran penting dalam membangun pengalaman berwisata yang nyaman serta menyenangkan wisatawan di Taman Wisata Mangrove Ruar.

"Semakin banyak kunjungan wisatawan maka akan berdampak pada peningkatan pendapatan ekonomi keluarga warga lokal," ugkapnya.

Senada, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Biak Numfor Boy Ronsumbre berkomitmen membantu mempromosikan objek wisata alam unggulan daerah kepada wisatawan mancanegara.

Keikutsertaan para pemandu wisata membantu promosi wisata alam di Kabupaten Biak Numfor diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Biak sebagai pintu masuk ke Tanah Papua.

Baca Juga: Memukau! Wisata Tersembunyi di Sekitar Pulau Kadap

Pada saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada tahun 2020-2022, sektor pariwisata sangat terdampak sehingga jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan Nusantara ke Biak, menurun.

"Pada tahun ini, HPI Biak Numfor bakal membantu menyebarluaskan informasi potensi pariwisata Tanah Papua ke berbagai daerah dan mancanegara," katanya.

Jarak tempuh lokasi wisata taman mangrove dengan pusat kota yang hanya sekitar hanya 3 kilometer dan ditempuh 20 menit dari Biak kota menjadi salah satu keunggulan.

Untuk menikmati kawasan wisata itu, tiket masuknya cukup terjangkau. Pengunjung hanya ditarik Rp10.000 per orang, sedangkan biaya parkir Rp7.000 per mobil dan Rp5.000 per sepeda motor.

Baca Juga: Pemerintah Dorong Industri Papua Melalui Investasi Rp20 Triliun

"Pengembangan taman bakau ini bukan saja memberi tetesan kesejahteraan kepada masyarakat adat, lebih dari ekosistem kawasan pesisir juga terjaga," katanya.

Objek wisata alam

Keberadaan taman hutan bakau di Kampung Ruar, Distrik Biak Timur sebagai ekowisata turut menambah daftar kawasan objek wisata alam di Kabupaten Biak Numfor. Taman ini bila dikelola dengan baik bisa berpotensi menghasilkan tambahan penghasilan bagi masyarakat dan pemerintah setempat.

Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap mengatakan taman hutan mangrove memang disiapkan sebagai sarana objek wisata alam untuk membangun Biak secara keseluruhan agar asri dan lestari. 

"Tahun ini objek wisata taman hutan bakau akan diperluas dan ditata menjadi tujuan wisata yang lebih menarik," ujar Bupati Biak Numfor.

Baca Juga: 4 Wilayah di Papua akan Fokus pada Pariwisata dan Investasi

Pulau Biak yang kaya dengan berbagai potensi perikanan dan pariwisata alami telah menjadi lokasi favorit bagi wisatawan Nusantara dan turis mancanegara, terutama sebelum terjadinya pandemi COVID-19.

Setelah melewati pandemi COVID-29 diharapkan pada tahun ini bersamaan akan diselenggarakan Sail Teluk Cenderawasih pada 1-- 7 November 2023, arus kunjungan wisatawan ke Biak Numfor kembali meningkat.

Selain memiliki taman hutan mangrove di Biak Numfor, ada sejumlah lokasi wisata alami yang menarik untuk dikunjungi, seperti taman anggrek dan burung, air terjun Wapsarak, kali biru, pantai dan wisata taman laut Padaido, wisata diving  kapal katalina hingga keindahan pulau di Padaido/Aimando.

Sedangkan wisata alam budaya dimiliki Biak di antaranya negeri dongeng, kuburan tua Padwa Sub, Goa Jepang, Monumen Perang Dunia II Parah.

Editor


Komentar
Banner
Banner