bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian meluncurkan smelter titanium perdana senilai Rp1,3 triliun. Smelter PT. Bersahaja Berkat Bangka Belitung itu sudah mencapai 75 persen.
Kendati begitu geliat peluncuran smelter titanium tersebut belum terdengar penuh sampai ke Kementerian ESDM. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana bahkan tak tahu menahu adanya cadangan titanium dan presentase pembangunan smelter tersebut.
Baca Juga: DPRD Kaltim Minta Smelter Nikel di Sanga-Sanga Pakai Tenaga Kerja Lokal
"Saya juga enggak tahu tuh cadangannya ada atau enggak. Tapi kalau udah bangun di sini masa gak ada?" kata dia di Gedung Kementerian EDM, Jakarta Pusat, Jumat (15/12).
Dia menekankan pentingnya kepastian pasokan dalam negeri untuk pembangunan smelter titanium tersebut. Pasalnya, material-material seperti titanium jumlahnya sangat terbatas di Indonesia.
"(Titanium) Itu kan material material yang bukan tidak umum, tapi jumlahnya kan sedikit. Nanti saya cek ya, tapi kalau kita membangun sesuatu pasti dia sudah harus yakin ada ininya (cadangannya), ada barangnya (titanium) di dalam negeri ya," jelas dia.
Baca Juga: Nikel Indonesia Terancam Punah! ESDM Setop Pembangunan Smelter
Kendati demikian, dalam konteks mengurangi ketergantungan impor, dia meyakini bahwa keberadaan smelter tersebut akan secara signifikan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku. Salah satunya titanium.
Menurutnya titanium memiliki peran penting dalam berbagai industri. Dia menjelaskan material tersebut memiliki nilai tinggi dalam penggunaan praktis, salah satunya dalam pembuatan gigi.
"Itu kan material yang bernilai tinggi ya kan kita ada tuh yang pakai titanium kalau material kalau misalkan gigi itu pakai titanium salah satunya," tandas dia.
Baca Juga: TKA Meninggal di Smelter Nikel, DPRD Kaltim Akan Panggil PT KFI
Penting untuk tahu. Smelter Titanium ini dibangun di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Nilai investasinya mencapai Rp1,3 triliun. Yang mana 100 persen berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Smelter tersebut berkapasitas produksi 100 metrik ton per hari. Proyeksinya memainkan peran dalam memenuhi kebutuhan titanium dalam negeri maupun global.
“Pemerintah secara aktif memacu hilirisasi industri dalam rangka peningkatan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Peluncuran Smelter Titanium di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (7/12)