Petani Tembakau

Sawah Terendam Air, Petani Tembakau Jember Terancam Gagal Panen

Petani tembakau di kawasan Kecamatan Wuluhan, Jenggawah, Ambulu dan Tanggul, Jawa Timur merugi. Mereka terancam gagal panen.

Featured-Image
Tanaman Tembakau di kawasan Jenggawah, Jember layu setelah terus menerus diguyur hujan, Sabtu (8/7). (apahabar.com/ M Ulil Albab).

bakabar.com, JEMBER- Petani tembakau di kawasan Kecamatan Wuluhan, Jenggawah, Ambulu dan Tanggul, Jawa Timur merugi. Mereka terancam gagal panen.

Hujan yang terus mengguyur Kabupaten Jember sejak Kamis (6/7) tadi membuat kebun petani tembakau terendam banjir. Ini jelas bukan kabar baik.

Tembakau tak bisa bertahan ketika terendam air. Bakal langsung layu. Apalagi saat ini banyak tanaman yang masih dalam masa pertumbuhan.

Baca Juga: Petani Jember Demo Tolak Hari Tanpa Tembakau dan RUU Kesehatan

Seperti milik Samsul Hadi. Petani tembakau asal Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan itu mengaku sudah siap mental. Terburuk, dirinya bakal gagal panen.

"Menanam tembakau itu memang harus siap mental. Kalau tidak bisa stress," katanya kepada bakabar.com, Sabtu (8/7) siang.

Tahun ini Samsul menanam tembakau di lahan seluas setengah hektare. Ia membutuhkan biaya perawatan sekitar Rp15 juta, selama dua bulan.

"Itu belum termasuk biaya sewa sawah. Sawah kelas (bagus) untuk tembakau minimal Rp8-10 juta per seperempat hektare," ungkapnya.

Baca Juga: RUU Kesehatan Dinilai akan Merugikan Petani Tembakau di Temanggung

Kini tanaman tembakau milik Samsul sudah layu akibat tergenang banjir. Ia hanya bisa pasrah. Untungnya tahun ini dirinya tak berutang di bank untuk berkebun.

"Saya masih bersyukur tidak punya tanggungan bank," katanya.

Samsul akhirnya memutuskan untuk memanen lebih awal tembakaunya. Jika tidak, daun yang sudah layu akan rontok ketika di-oven.

"Kalau daun layu, dia rontok. Dan pasti harganya lebih murah, apalagi masih muda" ujarnya.

Tembakau Jadi Andalan Petani Jember

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia Jawa Timur, Jumantoro mengatakan, tanaman tembakau petani terendam air 20 hingga 50 sentimeter. rendaman terjadi sejak Jumat (7/7) tadi.

"Ini sudah pasti gagal panen, diperkirakan ada ratusan hektare. Tolong pemerintah turun tangan," pintanya.

Kata dia, tembakau adalah tanaman andalan petani di Jember. Sebab keuntungan menanam padi dan jagung pada musimnya, tak banyak menghasilkan keuntungan.

"Kalau tanam jagung dan padi, itu hanya untuk mengembalikan biaya sewa, kadang tidak cukup," katanya.

Baca Juga: Isi RUU Kesehatan, Tembakau Setara Narkotika: Mematikan Hajat Hidup Orang Banyak

Jumantoro juga menyayangkan dicabutnya pupuk subsidi untuk petani tembakau. Sebab tembakau tergolong jenis tanaman kebun.

"Kami berharap pemerintah mengembalikan subsidi pupuk untuk petani tembakau. Apalagi tembakau lewat produk rokok sudah menyumbang banyak pajak cukai," tuturnya.

Ia juga berharap agar pemerintah segera mengambil langkah antisipasi untuk mengeruk sedimentasi irigasi di persawahan. Khususnya jalur pembuangan air.

"Kemarin banyak yang bawa diesel pompa air, tapi bingung mau dibuang ke mana, semua tergenang," ungkapnya.

Tanaman tembakau milik petani di Ambulu terendam banjir, Jumat (7/7). Foto: Polsek Ambulu
Tanaman tembakau milik petani di Ambulu terendam banjir, Jumat (7/7). Foto: Polsek Ambulu

Pemkab Tawarkan Bantuan Bibit

Dihubungi terpisah, Kasubag Perencanaan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Jember, Rudi Indrawan coba memberi penjelasan. Kata dia, mereka sudah ke lapangan untuk memeriksa kondisi tanaman tembakau yang terdampak.

"Kami masih memetakan dampak kerugiannya. Untuk wilayah Tanggul kemarin sudah bisa langsung surut. Untuk yang Ambulu sampai hari ini belum," kata Rudi kepada bakabar.com.

Jika kerugian petani sudah terhitung, kata Rudi, pemkab bakal menawarkan alternatif bantuan berupa bibit tembakau. 

"Kami lokalisir dulu. Daerah mana saja yang gagal panen, kami akan siapkan bibit bila memungkinkan tanam ulang," jelasnya.

Baca Juga: 5 Gudang Tembakau di Jember Ludes Terbakar, Warga Berhamburan

Terlepas dari itu, tahun ini, katanya, memang banyak petani di Kecamatan Ambulu dan Wuluhan menanam tembakau. Karena harganya yang cukup tinggi.

"Biasanya gubis, cabai dan jenis hortikultura," sebutnya.

"Karena harga tembakau bagus, dan petani akhirnya memilih menanam tembakau," lanjut Rudi.

Di sisi lain, petani juga banyak yang menanam karena diperkirakan cuaca panas cukup konsisten akibat El Nino.

"Jadi ini memang di luar dugaan. Mitigasi kami sudah fokus untuk menghadapi kemarau," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner