Polemik RUU Kesehatan

Petani Jember Demo Tolak Hari Tanpa Tembakau dan RUU Kesehatan

Sejumlah petani dan mahasiswa GMNI di Jember melakukan aksi menolak hari anti tembakau di Bundaran DPRD Jember.

Featured-Image
Sejumlah petani dan mahasiswa di Jember melakukan aksi demo menolak RUU Kesehatan di Bundaran DPRD Jember, Sabtu (3/6). (apahabar.com/M Ulil Albab)

bakabar.com, JEMBER - Sejumlah petani dan mahasiswa GMNI di Jember melakukan aksi menolak hari anti tembakau di Bundaran DPRD Jember.

Hari tanpa tembakau sedunia yang jatuh pada 31 Mei 2023 lalu dinilai akan merugikan petani. Sebab Jember menjadi salah satu penghasil tembakau dengan kualitas terbaik di dunia.

"Kita menolak, karena Jember jadi salah satu penghasil tembakau terbaik di dunia," kata Ketua Forum Komunikasi Petani Jember, Jumantoro kepada apahabar,com, Sabtu (3/6).

Baca Juga: Isi RUU Kesehatan, Tembakau Setara Narkotika: Mematikan Hajat Hidup Orang Banyak

Tidak hanya itu, para petani yang tergabung dalam Forum Komunikasi Petani Jember ini juga menolak RUU Kesehatan yang menyetarakan tembakau dengan zat adiktif berbahaya lain seperti narkoba dan minuman keras.

"Kami juga menolak RUU Kesehatan yang bisa berdampak pada petani tembakau," jelasnya.

Jumantoro mengatakan regulasi tersebut dinilai juga akan mengancam masa depan petani tembakau. Padahal kenaikan cukai rokok telah menyumbang triliunan rupiah untuk negara."Kawal dan terapkan Perda tembakau yang ada di kab Jember, dan jangan naikkan cukai rokok," katanya.

Baca Juga: 31 Mei: Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Bagaimana Kampanye Ini Bermula?

Tuntutan Pupuk Subsidi

Para petani, kata Jumantoro juga menyuarakan hak mendapatkan pupuk subsidi, khususnya untuk petani tembakau skala kecil. Sebab, Jumantoro menilai pelaku usaha tebu dan kopi juga masih menggunakan pupuk tersebut.

"Kembalikan subsidi pupuk ke 7 komiditi pertanian, mereka pengusaha tebu dan kopi yang lebar bisa dapat subsidi, kenapa tembakau tidak bisa," katanya.

Sebab kata Jumantoro, terdapat lebih dari 10 ribu petani tembakau di Jember yang secara mandiri menanam. Di kawasan Jember bagian selatan seperti Kecamatan Wuluhan, Ambulu dan Jenggawah sangat cocok ditanami tembakau jenis Na Oogst sejak zaman kolonial Belanda.

Sementara itu, di sisi utara Jember masyarakat lebih memilih menanam tembakau iris jenis kasturi dan Voor-Oogst. Beberapa berada di wilayah Arjasa, Pakusari, Jelbuk, Mumbulsari dan Mayang.

Garapan Jenis Tembakau

"Kalau tembakau hampir merata, selatan Naaogst dan Kasturi. Petani tembakau di Jember lebih dari 10 ribu," jelasnya.

Demo ini, kata Jumantoro menjadi pemanasan awal di tengah banyaknya petani yang menanam tembakau saat ini. Selain petani, juga terdapat ribuan buruh khususnya perempuan yang bekerja di industri tembakau Na Oogst.

"Kalau tidak dikawal dampaknya, petani akan semakin kolaps. Lewat regulasi itu berpihak pada tekanan dunia," ujarnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner