Bisnis

Rabu Pagi, IHSG Melemah Ikuti Pelemahan Bursa Kawasan dan Global

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (15/2) dibuka melemah 2,17 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.939,6.

Featured-Image
Seorang pria melintas di depan layar digital pergerakan harga saham di gedung BEI, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (15/2) dibuka melemah, mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.

IHSG dibuka melemah 2,17 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.939,6. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,94 poin atau 0,10 persen ke posisi 959,3.

"IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dalam range level 6.871 hingga 6.966," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Rabu (15/2).

Dari eksternal, Amerika Serikat (AS) melaporkan inflasi periode Januari 2023 berada di level 6,4 persen year on year (yoy), atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya 6,5 persen yoy.

Namun demikian, capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan konsensus yang sebesar 6,2 persen yoy.

Baca Juga: Unit Bisnis Adani Ada di Indonesia, BEI Pantau 'Saham Gorengan'

Baca Juga: Resmi Melantai di Bursa, Saham FWCT Dibuka Naik 34,75 Persen

Dari domestik, Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) swasta sebesar 201,2 miliar dolar AS pada kuartal IV-2022, atau turun dari kuartal sebelumnya yang sebesar 204,1 miliar dolar AS.

Di sisi lain, pasar menantikan laporan neraca perdagangan Indonesia pada hari ini Rabu (15/1), yang diperkirakan kembali surplus sebesar 3,35 miliar dolar AS pada Januari 2023.

Selain itu, juga menantikan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada Kamis (16/1), yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen.

Sementara itu, bursa AS bergerak variatif pada perdagangan tadi malam. Pasar merespon laporan inflasi Januari 2023 yang sebesar 6,4 persen yoyo atau lebih tinggi dibandingkan ekspektasi konsensus yang sebesar 6,2 persen yoy.

Editor


Komentar
Banner
Banner