bakabar.com, JAKARTA - Pengamat sepakbola Kesit Budi Handoyo menyoroti persoalan Ketua PSSI, Erick Thohir yang lepas tangan dari kasus Akuisisi Martapura FC ke Dewa United karena ada campur tangan anggota Exco PSSI 2019-2023.
"Ya, mungkin karena yang ikut campur tangan bukan lagi exco PSSI di kepengurusan sekarang, makanya PSSI enggan terlibat," ujar Kesit kepada bakabar.com, Selasa (8/8).
Kesit mengatakan kalau peristiwa tersebut sudah bukan ranah PSSI lagi. Dikarenakan, di dalam kepengurusan PSSI sekarang, yang bersangkutan sudah bukan anggota Exco lagi.
Baca Juga: Exco PSSI Makelar Akuisisi Martapura FC-Dewa United: Masuk Pidana!
"Karena itu peristiwa lama yang menurut saya memang menjadi persoalan pihak-pihak yang bersengketa, dan itu memang di luar ranah PSSI sekarang," ujar Kesit.
Kesit menegaskan, kalau kasus ini lebih baiknya yang bersangkutan langsung saja bermain di ranah hukum.
"Sebaiknya pihak yang dirugikan bisa melapor ke polisi," pungkasnya.
Diketahui, Erick Thohir lepas tangan dalam kasus mantan anggota Exco PSSI yang ikut campur dalam akuisisi klub Martapura FC ke Dewa United.
Menurunya, mengenai hal tersebut, ia meminta agar ditanyakan kepada yang bersangkutan.
Baca Juga: Skandal Martapura FC ke Dewa United, Erick Thohir Lepas Tangan
"Ini nanya Exco yang (soal) Martapura ya tanya sama orangnya dong," ujar Erick kepada wartawan bakabar.com seusai peresmian Indonesia Arena, Senin (7/8).
Padahal sebelumnya, Erick Thohir ikut menyoroti skandal akuisisi Martapura Fc ke Dewa United.
Ia menegaskan akan mempelajari lebih dulu persoalan Martapura FC.
"Saya harus mempelajari dulu ya, cuma yang pasti kalau ini saya akan kontrol, bahkan salah satu perbaikan daripada aturan liga ke depan, bahwa jual beli klub itu juga harus di-approve oleh PSSI," ujar Erick dalam konferensi pers di Stadion Gelora Bung Karno, Rabu (2/8).
Seperti diketahui, Martapura FC dijual pemiliknya setelah tim yang bermarkas di Stadion Demang Lehman Martapura itu didera masalah finansial pada 2021.
Mengalami krisis keuangan, badai pandemi Covid-19 menambah runyam situasi di manajemen Martapura FC. Liga Indonesia dihentikan seluruhnya, termasuk Liga 2 tempat Martapura FC berkompetisi.
Padahal musim itu kompetisi sempat berjalan satu laga. Para pemain sudah dikontrak, beban operasional membengkak.
Baca Juga: Exco PSSI Campur Tangan Akuisisi Martapura FC: Langgar Kode Etik!
Manajemen akhirnya terpaksa mengambil langkah ekstrem dengan menjual klub kebanggaan warga Banjar tersebut. Laskar Sultan Adam dilego pada Februari 2021. Pembelinya Kevin Hardiman Cs melalui pihak ketiga.
"Manajemen Martapura FC bersedia diakuisisi karena harus memenuhi kewajiban atas beban dana operasional terutang yang sudah dikeluarkan untuk persiapan hingga sempat berlaga satu kali," cerita Ketua Martapura FC M Hilman.
Haruna Soemitro, seorang anggota Exco PSSI 2019-2023 yang juga mantan manajer Madura United, ternyata menjadi pihak ketiga dalam jual beli klub tersebut.
Nilai akuisisi yang disepakati mencapai Rp2,5 miliar. Namun pada prosesnya 75 persen pembayaran dilakukan di muka yaitu senilai Rp1,5 miliar.
Baca Juga: Skandal Akuisisi Martapura FC ke Dewa United Terbongkar
"Dana transferan awal yang disampaikan orang ketiga digunakan menutupi beban pengeluaran klub tersebut," ungkap Hilman.
Bahkan, belakangan terungkap, nilai akuisisi sebenarnya adalah Rp8,5 miliar antara Dewa United dan pihak ketiga. "Yang saya dengar infonya sekitar 8,5 miliar," ungkap Hilman.
Hilman hanya bisa mendengar. Sebab, transaksi tanpa melibatkan dirinya. Selama transaksi terjadi, ia tidak bertemu langsung dengan pihak Dewa United. Sampai berita ini tayang, bakabar.com masih terus berupaya mengonfirmasi Haruna.