News

Dinamika Pilwali Banjarmasin di Mata Pengamat

Pengamat Politik, Taufik Arbain memprediksi semua dinamika politik bisa saja terjadi pada pesta demokrasi.

Featured-Image
Pengamat Politik, Taufik Arbain memprediksi semua dinamika politik bisa saja terjadi pada pesta demokrasi. Foto: Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN - Dari jumlah dukungan partai politik (parpol), pasangan Arifin Noor-Supian Akbari memang berada di atas paslon lain pada Pilwali Banjarmasin. 

Paslon nomor urut 1 ini memasukan 176.002 suara sah saat pendaftaran di KPU Banjarmasin

Dukungan berasal dari Partai Amanat Nasional (PAN) 51.898 suara, Partai Golkar 53.973 suara, PDI-Perjuangan 35.118 suara, Partai Demokrat 33.917 suara dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) 1.093 suara.

Jumlah itu jauh dari paslon nomor urut 2, Muhammad H Yamin dam Hj Ananda memasukan 85.858 suara sah.

Partai NasDem 19.385 suara, Partai Gerindra 36.607 suara, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 11.593 suara, Partai Perindo 1.650 suara, Partai Bulan Bintang (PBB) 2.940 suara, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 7.125 suara dan Partai Gelombang Rakyat Indonesia 6558 suara.

Kemudian Paslon nomor urut 3, H Mukhyar-H Awan Subarkah mengantongi 83.534 suara.

Dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 38.136 suara, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 35.844 suara dan Partai Ummat 9.554 suara.

Namun tak lantas banyaknya dukungan parpol pasangan calon di atas angin memenangkan Pilkada.

Pengamat politik, Taufik Arbain memprediksi seluruh dinamika politik bisa saja terjadi pada pesta demokrasi.

Menurutnya hal itu tergantung siapa figur yang memungkinkan memiliki potensi kemenangan dalam Pilkada Banjarmasin.

"Bisa saja pemenang tidak diunggulkan baik kepala daerah maupun wakil kepala daerah, parahnya malah tidak sama sekali," ujarnya.

Karena, bagi Taufik urusan mendapat tiket parpol tergantung loby dan negosiasi. Kemudian faktor adanya finansial untuk cost politik dan potensi jaringan vote gether.

"Personalitynya dan kemampuan pihak partai sendiri merawat konstituennya dari pemilu sampai pilkada," ucapnya.

Lebih jauh, pemilih saat Pemilu lalu hanya sedikit kemungkinan linear dengan pilihan pada figur calon kepala daerah pada Pilkada 2024.

Terkecuali terkait rekam jejak, personalitynya dan kemampuan pihak partai sendiri merawat konstituennya dari Pemilu sampai Pilkada.

"Fakta ini pulalah yang menyebabkan pergeseran memberikan tiket maju kepada seseorang," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner