bakabar.com, JAKARTA - PT Pertamina EP Cepu (PEPC) selaku Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina mampu memproduksi minyak mentah (PEPC share 45%) rata-rata 74,847 MBOPD atau melebihi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2022 yang ditetapkan sebesar 73.011 MBOPD atau 102,51% dari target.
Hal tersebut diketahui ketika menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2022. Dalam rapat tersebut, turut hadir Komisaris Utama PT Pertamina EP Cepu Taufan Hunneman beserta jajaran Dewan Komisaris PEPC dan Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu Endro Hartanto.
Sementara itu dari pemegang saham hadir Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi Muharram J. Panguriseng dan Direktur PT Pertamina Pedeve Indonesia Rahmi Amini.
“Melalui tantangan yang tidak mudah dengan perekonomian yang masih terdampak di masa pandemi covid dan volatilitas harga minyak dunia, kami berhasil membukukan kinerja positif," kata Endro dalam keterangan resminya yang diterima bakabar.com, Rabu (10/5).
Baca Juga: Pertamina EP Subang Field dan BUMD PT SEA Bekerja Sama Kelola Gas Bumi
Endro menambahkan, "Selain itu di sisi operasi, kami berhasil merealisasikan Proyek JTB untuk memasuki fase produksi dimana proyek ini sangat penting mendukung ketahanan energi negeri di masa transisi menuju energi bersih."
Selama tahun 2022, kinerja safety perusahaan juga mendapatkan penghargaan dari pihak eksternal yakni Patra Nirbhaya Karya Utama Adinugraha I dari Kementrian ESDM dan Penghargaan Program K3 Jam Kerja Selamat dan Gubernur Jawa Timur.
"Keselamatan menjadi prioritas utama dalam kegiatan migas, penghargaan dari pihak eksternal ini menunjukkan komitmen manajemen dan pekerja untuk menjaga safety terutama di fase project JTB,” ujarnya.
Diketahui, Produksi gas PEPC di tabun 2022 mencapai 84.80 MMSCFD yang didapat dari Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris (PEPC Share 45%) dan Lapangan Jambaran Tiung Biru (PEPC Share 92%).
Baca Juga: Soal Pembatasan Pertalite, Pertamina: Masih Tunggu Arahan Pemerintah
Lebih lanjut, Endro menjelaskan di tahun 2022, perseroan juga mencatatkkan tambahan cadangan minyak mentah P1 (PI 45%) sebesar 54,16 MMBOE atau 111% dari RKAP sebesar 48,69 MMBOE.
Sebagai informasi, PEPC merupakan partner aktif di Blok Cepu bersama Exxon Mobil Cepu Ltd (ECML), Ampolez Pte Ltd dan Badan Usaha Milik Daerah, dalam melakukan percepatan produksi migas melalui pendekatan Early Production Facility (EPF) di lapangan Banyu Urip pada tahun 2009.
Pada tahun 2012 PEPC ditunjuk sebagai Operator Lapangan Unitisasi Jambaran dan Tiung Biru atas kesepakatan Kontraktor Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja (KKKS WK) Blok PT Pertamina EP (PEP) dan KKKS WK Blok Cepu dengan penandatanganan Penandatanganan Unitization Agreement (UA)/ Unitization Operation Agreement (UOA) Proyek Gas Lapangan Unitisasi Jambaran–Tiung Biru (JTB).
Baca Juga: IPO Pertamina Hulu Jadi yang Terbesar se-Asia Tenggara
PEPC kemudian ditunjuk sebagai Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina untuk mengelola bisnis hulu migas yang secara geografi tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua yang terdiri dari asset offshore dan onshore.
Wilayah kerja di bawah Regional Indonesia Timur yaitu Zona 11 (Alas Dara Kemuning, Cepu, WMO, Randugunting, Sukowati, Poleng, Tuban East Java), Zona 12 (Jambaran Tiung Biru, Banyu Urip), Zona 13 (Donggi Matindok, Senoro Toili, Makasar Strait), dan Zona 14 (Papua, Salawati, Kepala Burung, Babar Selaru, Semai).