bakabar.com, JAKARTA – Pertamina Hulu Energi (PHE) dikabarkan tengah melaksanakan agenda penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO). Rencananya IPO Anak usaha dari PT Pertamina (Persero) tersebut akan dilaksanakan pada Juni 2023.
Melalui IPO tersebut, perseroan dikabarkan akan menghimpun dana secbesar USD 1,36 miliar ata setara dengan Rp20 triliun. Jika terlaksana melihat dana yang akan dihimpun pada IPO maka nilainya akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Sebagai informasi, PHE direncanakan akan melakukan IPO pada bulan Februari. Tapi, aksi korporasi tersebut harus ditunda akibat masalah administrasi. Sehingga perseroan diberi kesempatan untuk mengatur kembali jadwal IPO sampai dengan permasalahan selesai.
Baca Juga: Smart Contract, Indodax: Dapat Dimanfaatkan untuk Bidang Pemerintahan
Nilai himpunan sebesar USD 1,36 miliar tersebut bahkan melampaui raihan IPO perusahaan tambang nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NKCL) yang dilaksanakan pada 12 April 2023. Untuk diketahui pada IPO NKCL dana yang terhimpun mencapai USD 680 juta.
Bahkan nilainya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan teknologi GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). GOTO yang melaksanakan IPO pada April 2022 berhasil menghimpun dana sebesar USD 1 miliar.
Dikabarkan dana himpunan PHE akan digunakan untuk memperluas produksi minyak melalui akuisisi atau pengeboran sumur baru. Tapi, belum ada pengumuman resmi dari pihak perseroan terkait tujuan dari dana IPO tersebut.
Baca Juga: Smart Contract, Indodax: Dukung Transaksi Kripto Tetap Transparan
PHE juga dikabarkan akan menjual kepemilikan sahamnya kepada publik pada perkiraan 10-15 persen pada pelaksanaan IPO tersebut.
Terkait dengan underwriter IPO, perseroan telah menunjuk Citigroup (C.N), Credit Suisse (CSGN.S) dan JPMorgan (JPM.N). BRI Danareksa dan Bank Mandiri dari Indonesia juga diketahui akan terlibat dalam pelaksanaan IPO tersebut.