DPRD Banjarbaru

Fenomena Motor Brebet Akibat Pertalite Disorot Komisi II DPRD Banjarbaru

Komisi II DPRD Banjarbaru menyoroti fonema sepeda motor brebet yang banyak dialami masyarakat seusai mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite.

Featured-Image
Ketua Komisi II DPRD Banjarbaru Syamsuri. Foto: Istimewa

bakabar.com, BANJARBARU - Komisi II DPRD Banjarbaru menyoroti fonema sepeda motor brebet yang banyak dialami masyarakat seusai mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite.

Ketua Komisi II DPRD Banjarbaru, Ir Syamsuri, menilai perlu dibentuk kelompok masyarakat yang bisa menyampaikan aspirasi secara resmi, seandainya kasus ini meluas.

"Sampai sekarang kami belum menerimpa laporan resmi atau aspirasi dari masyarakat maupun lembaga swadaya. Namun kalau makin meluas, tentu perlu dibentuk kelompok masyarakat yang bisa menyampaikan aspirasi secara resmi agar bisa ditindaklanjuti,” papar Syamsuri, Kamis (6/11).

Fenomena penurunan performa kendaraan roda dua, hingga bahkan mengalami kerusakan seusai diisi pertalite di beberapa SPBU di Banjarbaru, perlu diselidiki lebih dalam.

"Dibentuk tim independen yang berisi lintas sektor, bukan internal PT Pertamina, dengan tugas menyelidiki dugaan masalah pertalite yang beredar di Kalimantan Selatan, khususnya Banjarbaru," jelas Syamsuri.

"Harus diketahui dulu penyebabnya. Mungkin karena tangki penampungan minyak di SPBU atau karena minyak yang sudah tercampur air sejak dari Pertamina,” tegasnya.

Penemuan bahan bakar berwarna putih dan terindikasi bercampur air menjadi indikasi urgensi pemeriksaan teknis menyeluruh terhadap rantai distribusi bahan bakar.

“Kalau hanya internal Pertamina yang memeriksa, masyarakat bisa menilai tidak objektif. Tapi kalau independen, hasil penyelidikan bisa dipercaya dan masyarakat akan lebih tenang,” tukas Syamsuri.

Syamsuri pun meminta Pertamina segera menyelesaikan dampak yang terjadi akibat pertalite diduga bercampur air. Salah satunya menjaga stok pertamax agar tetap aman.

“Pasti banyak pengguna pertalite yang beralih ke pertamax. Namun jangan sampai masyarakat kesulitan mendapatkan bahan bakar layak,” tegas Syamsuri.

Di sisi lain, Syamsuri meyakini persoalan tersebut terjadi karena persoalan teknis , "Saya kira ini bukan faktor kesengajaan, tapi murni faktor teknis. Mungkin dari tangki SPBU yang bermasalah atau dari sumber minyak,” tutupnya.

Editor


Banner
Banner