Pemilu 2024

Perludem Takut Uang Negara Dipakai Kampanye, Bawaslu Harus Selidiki

Perludem meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera bertindak untuk menelusuri dugaan pelanggaran pemilu.

Featured-Image
Tulisan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di lobby kantor Bawaslu. Foto: apahabar/afifah.

bakabar.com, JAKARTA - Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera bertindak untuk menelusuri dugaan pelanggaran pemilu.

Hal itu imbas dari munculnya iklan di Harian Kompas pada Senin (8/1)yang dibiayai oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) lengkap dengan pose Prabowo Subianto. Adapun Prabowo merupakan calon presiden (Capres) dengan nomor urut 2 yang akan berkontestasi di pemilu presiden 2024.

"Saya kira kita harus paksa KPU dan Bawaslu untuk menyelidiki (mengenai) iklan Kemhan di koran Kompas ini," terang Kahfi Adlan kepada bakabar.com, Jumat (12/1).

Dugaan pelanggaran pemilu mencuat, karena dalam iklan tersebutterdapat citra diri Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Perludem menduga penayangan pose Prabowo itu sebagai iklan tersembunyi.

Baca Juga: Iklan Kinerja Kemhan di Kompas, Perludem: Itu Disebut Kampanye

Iklan yang awalnya diperuntukkan untuk menunjukkan pencapaian terbaik dari Kementerian Pertahanan ternyata justru terkesan menampilkan sosok Prabowo. Iklan tersebut juga dipastikan berasal dari anggaran negara.

Atas dasar itu, Perludem menilai, adalah tidak etis, ketika Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto memanfaatkan fasilitas tersebut untuk mendongkrak elektoral. Karena itu, peran Bawaslu dan KPU sangat dinantikan.

"Itu harus di cek lagi, harus ditindak secara serius. Bahwa ini ada potensi, ada dugaan penggunaan sumber daya negara atau anggaran negara. Itu yang harus dicek secara serius, apalagi (isi iklannya) ada penampilan citra diri paslon (Prabowo)," papar Kahfi.

Kahfi Adlan menegaskan, hadirnya iklan mengenai kinerja Kemhan, tepat ketika debat ketiga capres usai, sulit untuk diterima akal sehat. Diduga kemunculan iklan tersebut memang untuk mengerek elektabilitas Prabowo yang sempat anjlok akibat debat capres.

Baca Juga: Atribut Kampanye Dicopot DLHK Depok, Kader PDI Perjungan Marah

"Apalagi kontennya itu tentang prestasi Kemhan. Kan sebetulnya itu juga tidak masuk akal atau tidak nyambung. Kenapa tiba-tiba mengiklankan tentang prestasi?" katanya.

Kahfi Adlan menambahkan, "Nah ini kan pasti ada kaitannya dengan pilpres untuk memenangkan salah satu paslon." 

Editor
Komentar
Banner
Banner