PHK Di AS

Pelemahan Ekonomi AS, CELIOS: Pemerintah Perlu Cari Pasar Alternatif

Pemerintah perlu menggeser pasar industri padat karya, yang sebelumnya berorientasi di AS, agar tidak terjadi PHK massal

Featured-Image
Industri padat karya. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Ekonom sekaligus Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai dampak PHK besar-besaran di Amerika Serikat (AS) merupakan indikasi bahwa AS dalam ancaman resesi ekonomi. Ia juga melihat, PHK tersebut akibat permintaan dalam negeri AS yang melemah, dibarengi dengan industri manufaktur yang tak kunjung mengalami pemulihan.

Di sektor perbankan, Bhima menjelaskan indikasi resesi ekonomi AS terlihat bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB). SVB yang didirikan tahun 1983, salah satu pemberi pinjaman terkemuka di ekosistem perusahaan rintisan atau startup, ambruk. 

"Tentunya PHK besar-besaran di Amerika Serikat baik di sektor digital perbankan ya karena habis sebelumnya ada krisis perbankan juga pada waktu SVB Bank di bailout atau gagal bayar saat itu," ujar Bhima saat dihubungi bakabar.com, Selasa (20/6).

Bhima menilai, ambruknya perusahaan multinasional pastinya akan berdampak terhadap negara-negara berkembang. Di mana perusahaan tersebut mendirikan pabriknya atau basis produksinya di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Dan pastinya akan ada PHK massal.

Baca Juga: Dampak PHK di AS, INDEF: Tak Ada Keterkaitan dengan PHK di Indonesia

"Nah itu punya efek beruntun terhadap negara berkembang, misalnya Puma dan Adidas. Itu ada kaitan juga karena resminya pasar di Amerika serikat, jadi ada efek juga terutama ke sektor tekstil pakaian. Itu yang paling terasa di Indonesia," ujarnya.

Kata Bhima, pemerintah seharusnya lebih memperhatikan sektor padat karya, karena sangat rentan terjadi PHK massal, jika pangsa pasarnya di AS. Selain itu, terdapat jutaan tenaga kerja berada di sektor padat karya seperti industri tekstil dan alas kaki.

"Dampak PHK yang berbahaya ada di sektor padat karya di dalam negeri, karena ada pelemahan ekspor, maka pemerintah harus bantu nih sektor tekstil pakaian jadi alas kaki sehingga PHK-nya tidak terus berlanjut," ujarnya.

Caranya dengan menggeser pasar industri tersebut, yang sebelumnya cenderung berorientasi ke AS. Pemerintah harus melebarkan sayap untuk mencari peluang pasar baru.

Baca Juga: 600 Karyawan Pabrik Pembuat Sepatu Puma Terkena PHK

"Mungkin bisa digeser ke pasar domestik, kemudian cari pasar alternatif ekspor mungkin di Timur Tengah, Afrika Utara, dan di sekitar ASEAN," ujarnya.

Selain itu, pemerintah  perlu melakukan paket kebijakan diskon tarif listrik untuk sektor padat karya dan pembebasan PPN bea masuk. Hal lainnya, kata Bhima, bisa dengan pemberian suku bunga khusus di sektor industri skala kecil (UMKM).

"Itu mungkin bisa jadi salah satu cara agar mereka bisa bertahan dulu. Kita nggak tahu sampai kapan ekonomi Amerika Serikat ini akan pulih, kita masih belum tahu. 2024 ini masih akan gloomy, ya masih akan suram untuk pasar Amerika dan Eropa," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner