bakabar.com, LUMAJANG - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Bukit Teletubbies Bromo, kawasan TNBTS terjadi karena sesi pemotretan. Pegiat fotografi mengimbau agar fotografer lebih bijak dalam manajemen.
Ketua Komunitas Fotografi Lumajang, Supartono menyayangkan insiden tersebut. Karenanya, dia mengimbau kepada fotografer untuk memperhatikan properti, konsep, perencanaan, dan lokasi yang akan digunakan.
Sebab, seorang fotografer harus detail dan memperhatikan hal-hal kecil sebelum melakukan sesi foto. Sebabnya, musibah bisa datang sewaktu-waktu.
"Seperti penggunaan flare atau suar api untuk fotografi itu sah kalau sudah disepakati, tapi kita harus tahu risikonya," ucap Supartono, Minggu (10/9).
Baca Juga: WO Asal Lumajang Ditetapkan Jadi Tersangka Penyebab Kebakaran TNBTS
Baca Juga: Titik Api Kembali Muncul, Kawasan Wisata TNBTS Ditutup Total
Dia juga menegaskan bahwa tersangka, Andrie Wibowo (41) merupakan seorang fotografer sekaligus manajer Wedding Organizer asal Lumajang. Namun, Andrie bukan anggota organisasinya.
Sebelumnya diberitakan bahwa, karhutla kembali terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Tepatnya di Bukit Teletubbies Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.
Kebakaran terjadi saat sesi foto yang dilakukan pengunjung yang menggunakan flare. Di tengah sesi, flare terjatuh dan membakar vegetasi kering di savana Bukit Teletubbies, Bromo. Akibatnya, api menjalar hingga menghanguskan 50 hektare vegetasi.