Regional

Pegiat Fotografi soal Karhutla Bromo: Fotografer Harus Bijak

Karhutla Bukit Teletubbies Bromo, TNBTS terjadi karena sesi pemotretan. Pegiat fotografi mengimbau agar fotografer bijak dalam manajemen foto.

Featured-Image
Petugas melakukan pemadaman api di TNBTS Jatim. Foto: apahabar.com/ David Firmansyah

bakabar.com, LUMAJANG - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Bukit Teletubbies Bromo, kawasan TNBTS terjadi karena sesi pemotretan. Pegiat fotografi mengimbau agar fotografer lebih bijak dalam manajemen.

Ketua Komunitas Fotografi Lumajang, Supartono menyayangkan insiden tersebut. Karenanya, dia mengimbau kepada fotografer untuk memperhatikan properti, konsep, perencanaan, dan lokasi yang akan digunakan.

Sebab, seorang fotografer harus detail dan memperhatikan hal-hal kecil sebelum melakukan sesi foto. Sebabnya, musibah bisa datang sewaktu-waktu.

"Seperti penggunaan flare atau suar api untuk fotografi itu sah kalau sudah disepakati, tapi kita harus tahu risikonya," ucap Supartono, Minggu (10/9).

Baca Juga: WO Asal Lumajang Ditetapkan Jadi Tersangka Penyebab Kebakaran TNBTS

Baca Juga: Titik Api Kembali Muncul, Kawasan Wisata TNBTS Ditutup Total

Dia juga menegaskan bahwa tersangka, Andrie Wibowo (41) merupakan seorang fotografer sekaligus manajer Wedding Organizer asal Lumajang. Namun, Andrie bukan anggota organisasinya.

Sebelumnya diberitakan bahwa, karhutla kembali terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Tepatnya di Bukit Teletubbies Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.

Kebakaran terjadi saat sesi foto yang dilakukan pengunjung yang menggunakan flare. Di tengah sesi, flare terjatuh dan membakar vegetasi kering di savana Bukit Teletubbies, Bromo. Akibatnya, api menjalar hingga menghanguskan 50 hektare vegetasi.

Editor


Komentar
Banner
Banner