Harga Jagung

Pecah Rekor! Harga Jagung di Jember Tembus Rp7.100 Per Kg

Petani di Kabupaten Jember, Jawa Timur semringah harga jagung pipil kering di tingkat petani mencapai Rp7.100 per kilogram. Harga tersebut menjadi yang termahal

Featured-Image
Hasil panen jagung petani di Jenggawah, Jember yang dijemur dan digiling menjadi pipil. Foto: apahabar.com/M Ulil Albab

bakabar.com, JEMBER - Petani di Kabupaten Jember, Jawa Timur semringah harga jagung pipil kering di tingkat petani mencapai Rp7.100 per kilogram. Harga tersebut menjadi yang termahal, meskipun saat ini sedang memasuki masa panen jagung. Sedangkan harga jagung gelondongan juga tergolong tinggi mencapai Rp3.400 per kilogram.

Mulyono (58), salah satu petani dari Desa Sruni, Kecamatan Jenggawah, mengatakan memilih tidak menimbun hasil panen jagungnya. Namun langsung menjual karena tingginya harga. Padahal dia tahu, kemungkinan harga naik semakin tinggi setelah musim panen berakhir.

"Sekarang harga jagung sampai Rp7.100 per Kg, padahal tahun lalu saya jual di musim panen masih Rp4.200," kata Mulyono kepada bakabar.com, Jumat (22/12).

Baca Juga: Petani di Jember Keluhkan Jatah Pupuk Subsidi Tak Tepat Sasaran

Harga Rp4.200 per kilogram jagung pipil pada tahun 2022, didapatkan Mulyono dengan cara menimbun hasil panen. Dia baru menjual ketika musim panen habis, sehingga harga sedikit lebih mahal.

"Nimbun kurang lebih selama satu bulan, tidak berani lama, karena akan jelek kualitasnya," katanya.

"Intinya selama saya jadi petani, baru sekarang harga jagung bisa tembus tujuh ribu," katanya senang.

Sementara itu, harga jagung di tingkat petani pada tahun 2022 masih di kisaran Rp1.500 sampai Rp2000 per kilogram.

"Sekarang harga jagung di tingkat petani, gelondong Rp3.400," katanya.

Baca Juga: 3 Minggu Kampanye, Bawaslu Jember: Baru 6 Parpol Melapor

Lebih lanjut, Mulyono menyebut, harga jagung pipilan di tingkat petani pernah tembus di harga Rp 6000 per kilogram. Itupun ketika sudah memasuki masa tanam padi.

"Harga Rp5.000-6.000 pernah, pas kemarau panjang dan waktu musim padi. Dan sekarang paling mahal kalau pas musim," ujarnya.

Mulyono sendiri telah memanen jagungnya yang ditanam di lahan seluas 1,2 hektare. Dia memanen secara bertahap menyesuaikan daya tampung lantai jemuran di halaman rumahnya.

"Saya panen bertahap, ini bak jemuran hanya menampung 3-4 ton jagung gelondong. Setelah itu digiling untuk jadi pipil, dua hari kering langsung jual," katanya.

Baca Juga: Stunting Tinggi, Wapres Ma'ruf Amin Beri Catatan untuk Jember

Di kawasan Desa Sruni, kata Mulyono, produktivitas tanaman jagung memang sedikit berkurang karena sulitnya perawatan akibat kemarau. Dirinya juga harus mengeluarkan biaya lebih mahal untuk irigasi dengan mesin pompa air.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jatim, Jumantoro mengatakan tingginya harga jagung diprediksi karena banyaknya petani yang mengalami gagal panen.

"Memang di beberapa tempat banyak mengalami gagal panen karena kondisi kekeringan, dan sekarang harga jagung mahal," kata Jumantoro kepada bakabar.com.

Baca Juga: Video Melahirkan di Jalan Viral, Dinkes Jember Benarkan Ibu Ditolak Bidan Desa

Pada musim tanam jagung di bulan September -Oktober, katanya, ratusan hektar tanaman jagung di Kecamatan Sukorambi dan beberapa kecamatan lain nyaris mati akibat kekeringan.

"Di Sukorambi, tanaman jagung waktu itu baru mencapai 30 sampai 50 centimeter nyaris mati karena daunnya mulai mengering, dampaknya pertumbuhan jadi kerdil," katanya.

Sebagian petani juga memilih untuk menebang tanaman jagung untuk pakan ternak karena sudah tidak bisa diharapkan.

Editor


Komentar
Banner
Banner