Skandal TNI

Paspampres Pakai Rompi Polisi Saat Culik Imam Masykur!

Sepupu korban penculikan Paspampres mengungkapkan fakta baru. Penculik yang merupakan anggota TNI datang ke kios korban mengenakan rompi polisi.

Featured-Image
Potret Imam Maskur yang meninggal dianiaya oleh anggota Paspampres.Foto: Tribun

bakabar.com, JAKARTA - Said Sulaiman, sepupu korban penculikan dan pembunuhan Imam Masykur mengungkapkan tiga oknum anggota TNI yang menculik saudaranya itu awalnya mengaku sebagai polisi.

Said Sulaiman membeberkan bahwa oknum anggota Pasukan Paspampres berinisial Praka RM saat mendatangi kios kosmetik Imam Masykur mengaku sebagai anggota polisi.

"Ngaku dia polisi, malah dia pakai atribut polisi waktu penangkapan itu. Itu kata saksi yang di situ, badannya tegap pakai rompi yang ada tulisannya polisi, kan polisi jadi pasti mundur biar gak ikut campur," ujar Said saat dihubungi, Senin (28/8).

Baca Juga: Imam Masykur 2 Kali Diculik, Pertama Digebuk dan Minta Uang Rp15 Juta

Saat meminta uang tebusan sebesar Rp50 juta, kata Said, si tersangka tidak mengaku sebagai polisi.

"Tidak hanya sekedar meminta uang tebusan, para tersangka juga melakukan penganiayaan berat hingga korban tewas," ujar dia.

"Nggak ngaku polisi (saat meminta uang tebusan), juga menganiaya korban," ungkap Said.

Baca Juga: Detik-Detik Korban Pembunuhan Paspampres Diculik di Kios, Tangan Terborgol!

Lebih lanjut, Said mengaku bahwa Imam tidak memiliki utang piutang dan masalah apapun sebelumnya. Ia juga yakin jika penculikan tersebut tidak berkaitan dengan penjualan obat terlarang.

"Kalau misalnya jual obat terlarang, pasti bukan orang itu yang berhak, pasti polisi kan. (Kalau karena penjualan obat terlarang) langsung dibawa ke kantor kan jelas," tutur Said.

Sebelumnya viral di media sosial warga asal Aceh itu diduga meninggal dunia setelah diculik dan disiksa oleh anggota paspampres berinisial Praka RM.

Dalam keterangan unggahan itu, korban sempat menelepon keluarganya dan minta dikirimkan yang sebesar Rp50 juta. Disebutnya juga jika uang terlambat dikirim, korban akan dibunuh.

Editor


Komentar
Banner
Banner