bakabar.com, JAKARTA - Menkominfo Johnny G Plate terjerat kasus korupsi pada proyek BTS Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo.
Johnny ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus tersebut setelah penyidik mendapatkan bukti, dan menghitung kerugian negara yang jumlahnya mencapai Rp 8 triliun. Kini, kasus korupsi tersebut sedang diproses di Kejaksaan Agung (Kejagung).
Korupsi pengadaan BTS ternyata berkaitan dengan proyek pelayanan akses internet di daerah terluar dan terpencil. Proyek itu didasarkan pada fakta, tidak semua daerah di Indonesia mendapatkan akses internet yang memadai.
Di kawasan yang susah sinyal, banyak warga yang masih tak leluasa mengakses internet secara lancar. Padahal ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan warga ketika memiliki ketersediaan akses internet yang lancar.
Terkait korupsi yang menjerat Menkominfo tersebut, pengamat ekonomi dari Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengusulkan agar dilakukannya pengecekan ke lapangan. Termasuk untuk melihat apakah korupsi tersebut berdampak langsung terhadap pelayanan akses internet di daerah terluar dan terpencil.
Baca Juga: Johnny Plate Resmi Jadi Tersangka Korupsi BTS Kominfo!
"Itu kan BTS itu daerah terluar harus diperiksa detail di lapangan, berapa ribu yang akan dibangun dan dilihat, apa sudah optimal semuanya atau belum, jadi bisa ambil kesimpulan apakah korupsi itu berdampak signifikan atau tidak," ujar Tauhid, saat dihubungi bakabar.com, Kamis (18/5).
BTS Bakti menjalankan lima program di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia. yakni pembangunan BTS Bakti sinyal, akses internet, satelit multifungsi, ekosistem dan Palapa Ring. Pembangunan BTS di daerah 3T tersebut untuk mengikis kesenjangan digital.
Jika proyek tersebut terlaksana, internet yang kini menjadi hal penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan modern, bisa dinikmati oleh masyarakat desa yang berada di tempat-tempat jauh. Dengan internet mereka bisa mengakses beragam informasi terkini, termasuk memperlancar aktivitas sehari-hari.
"Jadi, fungsi BTS di wilayah 3T itu sangat strategis dan penting seperti untuk pendidikan, menunjang kegiatan ekonomi masyarakat, dan layanan kesehatan," ujar Tauhid.
Baca Juga: Jaksa Agung Tak Segan Seret Menkominfo Soal Korupsi BTS Kominfo
Untuk itu, imbuh Tauhid, sebisa mungkin pengecekan di lapangan harus dilakukan untuk melihat lebih detail perkembangan proyek tersebut. Itu penting untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh korupsi terhadap pembangunan BTS yang sedang diusut Kejagung.
"Jadi sebisa mungkin harus dicek, apakah sudah terpasang semua dari target. Apakah ada yang rusak dan ada perbaikan, jadi dicek secara mendetail. Jadi apakah korupsi itu berpengaruh besar terhadap akses dan pembangunan BTS disana," sambungnya.
Tauhid menambahkan, perlu melibatkan pengawas internal, inspektorat, dan seluruh stakeholder unsur-unsur pengadaan barang dan jasa agar mencegah terjadi korupsi dalam proyek strategis pemerintah.
"Tidak boleh Kementerian dibiarkan sendirian untuk project yang besar, harus dikawal selurul stake holder dan lembaga penegak hukum," jelasnya.
Baca Juga: Buntut Kasus Johnny G Plate, NasDem Tinjau Ulang Anies Jadi Capres?
Pentingnya internet
Kendati sudah memasuki era internet, nyatanya masih banyak desa yang belum terkoneksi internet dengan baik. Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di tahun 2021 menyebutkan masih ada 84 ribu desa yang blankspot, 250 ribu sekolah, serta lebih dari 10 ribu puskesmas juga belum tersambung internet.
Padahal fungsi internet sangat vital bagi pengembangan desa. Keberadaan jaringan internet dapat dimanfaatkan untuk menunjang kinerja sistem informasi desa, pencarian informasi di bidang pemerintahan, pertanian, peternakan, perikanan, perdagangan, pendidikan dan lainnya dengan lebih cepat.
Tak hanya itu, kehadiran internet juga menjadi solusi efektif dalam memasarkan produk desa ke luar melalui penjualan online. Pelaku usaha bisa memasarkan berbagai produk kerajinan, jasa dan juga hasil buminya, termasuk para kreator-kreator muda di desa.
Hasilnya, pasar produk desa pun tak lagi terbatas secara geografis, tapi bisa menembus masyarakat kota, nasional bahkan ke seluruh dunia. Dengan cara inilah desa bisa menjadi kunci suksesnya pertumbuhan perekonomian nasional. Terlebih, sudah banyak cerita sukses sebuah desa yang maju dan berkembang berkat adanya jaringan internet yang memadai dan mendukung roda perekonomian desa.