Low Tuck Kwong

Membandingkan Kekayaan Raja Batu Bara dengan APBD Kaltim

Low Tuck Kwong tengah ramai diperbincangkan, karena memiliki kekayaan setara Rp 392 triliun, lalu bagaimana jika dibandingkan dengan APBD Kaltim.

Featured-Image
Low Tuk Kwong bos batu bara. Foto: dok. MonitorIndonesia

Pertumbuhan Ekonomi Kaltim

Menurut data September 2022, Kaltim tercatat sebagai provinsi pengekspor batu bara terbesar di Indonesia yakni 2,46 miliar USD atau 58,57 persen dari total ekspor batu bara nasional. Baru di bawahnya Kalsel dan Kalteng.

Gubernur Isran Noor pernah bilang nilai ekspor batu bara Kaltim itu bisa menghasilkan 40 ribu USD atau sekitar Rp500 triliun. Itu sudah cukup untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), yang membutuhkan dana Rp 466 triliun. Jadi tak perlu lagi merayu investor dari luar.

Rizal menghubungkan masalah ekspor batu bara ini dengan ulasan ekonom Universitas Mulawarman Dr Aji Sofyan Effendi, yang membuat catatan ekonomi Kaltim 2022 dan outlook tahun 2023. Dia menggarisbawahi bahwa perekonomian daerah ini menunjukkan angka yang bagus dibanding daerah lain. Kondisi itu diprediksinya masih berlanjut pada tahun 2023.

Menurut Aji Sofyan, pertumbuhan ekonomi Kaltim dalam dua tahun terakhir, yaitu di fase melandainya Covid-19 berada di angka 2,48 persen dengan tingkat inflasi 2,15 persen.

"Hal itu menunjukkan bahwa daya beli masyarakat atau purchasing power parity masih terjangkau dengan baik," ucap Rizal.

Tambang Batu Bara Ilegal Kaltim
Sebuah alat berat tengah beraktivitas di salah satu penambangan batu bara ilegal di Kalimantan Timur. Foto: Tribunnews.com

Sementara nilai ekspornya mencapai 23,75 miliar USD. Jauh di atas impor yang tercatat hanya 3,33 miliar USD. Itu artinya terdapat surplus neraca perdagangan yang sangat signifikan sekaligus mencerminkan adanya penguatan struktur ekonomi Kaltim dari berbasis sumber daya alam (SDA) ke arah non-SDA.

Meski Aji Sofyan mengatakan mulai ada penguatan struktur ekonomi Kaltim, tapi orang tahu bahwa andalan utama dari ekspor Kaltim mulai dulu berasal dari ekspor migas, kayu lalu menyusul batu bara dan kelapa sawit belakangan ini.

Semua komoditas itu, memang sangat dibutuhkan dunia. Sepanjang potensi atau cadangannya masih ada, pasti selalu mendongkrak angka pertumbuhan ekonomi Kaltim. Kalaupun nanti ada pembatasan karena kepentingan lingkungan dan komitmen dunia serta kebijakan penggunaan energi terbarukan.

"Tapi, itu baru terjadi 20 atau 30 tahun ke depan, Bahkan bisa lebih" jelasnya.

Karena itu Aji Sofyan, yang juga ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kaltim optimis pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun 2023 bergerak naik antara 3,2 – 3,5 persen. Dengan catatan inflasi tetap terjaga. Meski angka itu masih di bawah nasional, yang diperkirakan antara 4,5-5,3 persen.

HALAMAN
1234
Editor
Komentar
Banner
Banner